Search

Gelar Ruang Temu, Ruang Kolektif Gandeng Kukar Kreatif dan GLK

Pagelaran Ruang Temu. (Berita Alternatif/Nadya Fazira)

BERITAALTERNATIF.COM – Ruang Kolektif memberikan ruang untuk para seniman di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang merasa gelisah dengan kekurangan karya yang idealis di tanah hiburan.

Surya mengatakan Ruang Kolektif sebagai fasilitator para seniman. Saat ini Ruang Kolektif berfokus pada seni pertunjukan.

“Makanya Ruang Kolektif akhirnya berinisiasi membawa kegelisahan para pelaku seniman pada kegiatan Ruang Temu,” ucap Boyonesia baru-baru ini.

Advertisements

Ruang Temu merupakan wadah yang diciptakan untuk mempertemukan seniman dan penonton. Harapannya akan muncul interaksi lebih yang tidak hanya sebuah apresiasi.

Kata dia, Ruang Temu tidak hanya menampilkan karya seniman kepada penonton, tetapi juga disertai sesi diskusi antara penonton dan para seniman.

“Dalam internalnya, ruang kolektif ingin ada interaksi antara pengkarya dan audiens, membangun apresiasi dari penonton,” jelasnya.

Ruang Kolektif menginginkan pelaku-pelaku seniman diapresiasi dengan lewat ruang khusus serta memberikan seniman ruang untuk mengembangkan keseniannya.

Untuk itu, Ruang Kolektif berkolaborasi dengan Kukar Kreatif karena seniman cukup kesulitan membicarakan aspek ekonomi.

“Untuk bisa hidup dari kesenian, kami hanya bicara SDM pengkaryaan. Kami tidak bisa membicarakan ekonomi. Makanya kita membangun kolaborasi biar kami fokus pada pengkaryaan,” ucapnya.

Selain itu, Ruang Kolektif berkolaborasi dengan Gerakan Literasi Kutai (GLK), yang bertujuan agar dapat membantu Ruang Kolektif dari sisi literasi.

“Seniman itu bisa berkarya tapi dalam penulisan kita lemah. Makanya kita butuh penggiat literasi yang nantinya berharap bisa dibagikan ke teman-teman dalam bentuk tulisan,” ungkapnya.

Sejalan dengan tanggapan dari anggota GLK, Erlita Budiarti mengatakan, peran GLK dalam Ruang Kolektif adalah menarasikan dan menuliskan karya para seniman yang terlibat dalam Ruang Kolektif.

“Ini sebagai bentuk aktualisasi diri yang mana akan bersifat ilmu pengetahuan,” jelas Erlita, Rabu (1/11/2023).

Harapannya, orang-orang yang bukan seorang pelaku seni bisa mengambil peran di dalamnya dengan menciptakan narasi yang dibagikan ke khalayak luas.

“Ruang Kolektif ini memiliki ciri khasnya tersendiri, salah satunya mempunyai literasi multikultural,” pungkasnya. (adv/nf)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA