BERITAALTERNATIF.COM – Tren pembangkangan di dalam tubuh Militer Israel sebagai bentuk penentangan terhadap reformasi sistem peradilan telah menjalar ke pasukan resmi yang tengah aktif.
Baru-baru ini, sebanyak 750 perwira Angkatan Udara, Badan Intelijen Tentara, Operasi Khusus, dan Divisi Siber mengancam akan mengundurkan diri.
Dinukil Fars dari Arab48, Kanal 7 Israel pada 17 Maret melaporkan bahwa pembangkangan telah merembet dari pasukan cadangan ke pasukan resmi, sektor yang disebut Kanal 7 sebagai “jaringan saraf Tentara Israel”.
Berdasarkan laporan ini, 100 perwira Angkatan Udara dan Badan Intelijen Tentara dalam sebuah pernyataan menyatakan jika reformasi sistem peradilan disahkan, mereka tidak akan mengabdi lagi di Militer Israel.
Malam sebelumnya, sebanyak 650 perwira Divisi Operasi Khusus dan Divisi Siber juga mengumumkan bahwa mereka bergabung dengan para penentang kebijakan Netanyahu.
Kanal 12 Israel melaporkan bahwa para perwira ini menyatakan tidak ingin mengabdi di bawah “Pemerintahan diktator”. Salah satu dari mereka mengatakan kepada Kanal 12, “Setelah tanggapan negatif Pemerintah terhadap proposal (Presiden) Herzog, kami kehilangan harapan dan terpaksa mengambil keputusan ini.”
“Kami tidak pernah menyangka sebelum ini bahwa Israel berhadapan dengan ancaman eksistensional dari dalam. Ini adalah mimpi terburuk kami,” imbuhnya.
Sebelum ini, ratusan personel dari Pasukan Cadangan Tentara Israel juga mengumumkan akan keluar dari Militer Israel.
Kendati gelombang protes ini telah memasuki bulan ketiga, namun Parlemen Israel dalam pembacaan perdana pada 13 Maret lalu telah menyepakati draf reformasi sistem peradilan yang diajukan Netanyahu, setelah mendapatkan 61 suara setuju dan 51 suara menolak. Untuk memperoleh pengesahan final, draf ini harus melalui dua pembacaan lagi di Knessett. (*)
Sumber: Poros Perlawanan