BERITAALTERNATIF.COM – Dalam rangka mematangkan persiapan pembentukan cabang baru, Dewan Pimpinan Cabang Persiapan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) baru-baru ini menyelenggarakan kegiatan pekan penerimanan calon anggota baru yang dilaksanakan di Ladang Budaya (Ladaya).
Ketua DPD GMNI Provinsi Kaltim periode 2024-2026 Dodi Prabowo menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan GMNI kepada mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi di Kukar.
Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan serta menyosialisasikan kepada para calon anggota baru tentang profil dan konsep dasar GMNI dari segi sejarah, ideologi, dan manajemen organisasi.
“Salah satu tugas dewan pimpinan daerah provinsi GMNI Kaltim adalah membuat organisasi otonom-otonom di bawahnya, yang dimaksud adalah dewan pengurus cabang tingkatan kabupaten/kota yang memiliki kampus namun tidak memiliki cabang yang berdiri di situ,” jelasnya.
“Ini salah satu tugas kami untuk membentuk GMNI-GMNI di berbagai daerah, termasuk di Kutai Kartanegara,” sambungnya.
Guna memenuhi kuota kader yang dibutuhkan sebagai syarat utama pendirian cabang baru, dia pun mengajak mahasiswa Kukar untuk bergabung di GMNI.
Ia menyebut syarat formal untuk menjadi kader GMNI Kukar tergolong mudah. Pertama, calon anggota GMNI merupakan mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi di Kukar.
Kedua, calon anggota baru tidak terdaftar dan bergabung di organisasi eksternal atau terafiliasi dengan organiassi Cipayung lain. “Dalam AD/ART, calon anggota baru GMNI enggak boleh jadi kader ganda,” ujarnya.
Dodi menjelaskan bahwa mekanisme kaderisasi dalam organisasi yang mengusung konsep nasionalis ini memiliki 4 jenjang: pekan pengenalan anggota baru, kaderisasi tingkat dasar, kaderisasi tingkat menengah, dan jenjang tertinggi berupa kaderisasi tingkat pelopor.
“Artinya, 4 jenjang kaderisasi diadakan guna mengader dan menggembleng mahasiswa,” ungkapnya.
Dia berharap kader-kader hasil binaan ormawa ini dapat menjadi mahasiswa yang berkualitas secara mental, konsisten, serta memiliki kemampuan dan ilmu pengetahuan yang luas.
Ia juga berharap keberadaan organisasi ini turut menyumbangkan dan berkontribusi positif dalam mengubah situasi dan kondisi daerah lewat pemikiran berupa kritik dan saran yang dilayangkan kepada pemerintah.
Selain itu, ia menginginkan perspektif marhaenisme ala Soekarno sebagai doktrin utama GMNI dapat menyebar luas sebagai gagasan intelektual baru di lingkungan Kampus Ungu, yang diharapkan dapat mendorong kemajuan civitas akademika Unikarta.
“Upaya GMNI hadir itu untuk melakukan pembangunan sumber daya manusia melalui perspektif ideologi marhanenisme,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ulwan Murtadho
Editor: Ufqil Mubin