BERITAALTERNATIF.COM – Mayoritas harga pangan sudah melandai sepekan terakhir. Namun, harga tersebut masih jauh lebih mahal dibandingkan periode normal.
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukkan harga cabai rawit merah dijual di harga Rp 84.800 per kg, pada Selasa (19/7/2022). Harga tersebut turun 16,4% dalam sepekan.
Sementara itu, harga cabai merah besar dijual dengan harga Rp 81.350 per kg, sudah turun 7% dalam sepekan. Harga cabai merah keriting dijual di harga Rp 80.400 per kg, turun 11% dalam sepekan.
Meskipun sudah turun, harga cabai masih dua kali lipat lebih mahal dibandingkan harga normalnya di kisaran Rp 40-50 kg. Di sisi lain, petani berharap harga cabai bisa terjaga di rentang Rp 40.000-60.000 per kg, posisi yang memadai dengan kondisi biaya produksi pertanian saat ini, termasuk pupuk.
Harga cabai rawit merah di sejumlah provinsi masih di atas Rp 100 ribu per kg bahkan di atas Rp 120 ribu per kg. Di Kalimantan Timur harga cabai masih menyentuh Rp 143.750 per kg, di Provinsi Maluku sebesar Rp 138.750, dan Kalimantan Tengah menembus Rp 123.150 per kg.
Harga cabai melonjak sejak pertengahan Mei tahun ini akibat gangguan cuaca. Kenaikan harga cabai juga melawan pola historisnya di mana harga biasanya melemah setelah Lebaran.
Cabai juga menjadi penyumbang utama inflasi pada periode Mei hingga Juni 2022.
Harga cabai di tingkat nasional mencapai tititk tertinggi pada 11-13 Juli 2022 yakni di atas Rp 100.000 per kg.
Selain cabai, harga komoditas lain juga sudah melandai mulai dari daging ayam, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, dan minyak goreng.
Harga bawang merah dibanderol Rp 64.050 per kg, turun 1,1% dalam sepekan. Sementara itu, harga bawang putih dijual Rp 29.350 per kg, turun tipis 0,4% dalam sepekan.
Baik bawang putih atau merah sempat melonjak pada awal bulan ini.
Pada pekan pertama Juli, harga bawang merah naik 4,7% sepekan bahkan memasuki level Rp 60 ribu per kg. Harga bawang putih pada pekan pertama naik 0,34% dalam sepekan.
Harga telur ayam sudah melandai 0,17% sepekan menjadi Rp 29.300 per kg pada Selasa lalu, sementara daging ayam ras turun 3,5% menjadi Rp 36.700. Harga daging ayam sempat menembus di atas Rp 38.000 per kg pada pekan lalu.
Harga minyak goreng kemasan tercatat Rp 24.900 per kg pada Selasa lalu, turun 2,4%.
Harga komoditas pangan melonjak pada tahun ini sebagai dampak perang Rusia-Ukraina dan gangguan cuaca.
Tingginya harga kelompok pangan membuat inflasi pada kelompok harga bergejolak atau volatile terus merangkak naik pada tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi kelompok volatile menembus 2,51% (month to month/mtm) dan 10,07% (year on year/yoy). Level tersebut menjadi yang tertinggi sejak Desember 2014 atau 7,5 tahun terakhir.
Pada periode tersebut inflasi volatile item mencapai 3,53% (mtm) dan 10,88% (yoy). Level inflasi kelompok harga bergejolak juga jauh di atas target Bank Indonesia (BI) dan pemerintah yakni di kisaran 4-5%.
Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengingatkan pemerintah untuk selalu menjaga pasokan dan distribusi pangan. Upaya tersebut bisa membantu masyarakat tidak mampu.
Data BPS menunjukkan sebanyak 74% pengeluaran kelompok miskin digunakan untuk membeli pangan sehingga kenaikan harga akan sangat berpengaruh kepada mereka.
“Pemerintah perlu fokus untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup di pasar sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat terutama mereka yang berpenghasilan rendah,” tutur Hasran. (*)
Sumber: Berita CNBC Indonesia berjudul Masih Pedas, Harga Cabai Dua Kali Lipat di Atas Normal