BERITAALTERNATIF.COM – Harga gabah di Desa Bukit Pariaman, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kerap menurun saat para petani melakukan panen raya.
Padahal, di akhir Maret ini para petani akan segera memanen raya padi di lahan seluas sekitar 800 hektare.
Kepala Desa Bukit Pariaman Sugeng Riyadi menyebutkan harga gabah milik para petani di desanya kadang dimainkan oleh para tengkulak.
Hal ini pun memunculkan masalah serius bagi para petani. Persoalan ini pun tengah dipikirkan oleh Pemdes Bukit Pariaman.
“Di saat panen harga padi menurun. Nanti ketika tidak panen harganya melonjak naik. Ini yang menjadi dilema buat petani,” terangnya, Sabtu (25/3/2023) siang.
Kata dia, para petani harus mengeluarkan modal yang tak sedikit untuk membeli obat-obatan, pupuk, dan upah pekerja dari masa tanam hingga panen.
Sugeng pun menyayangkan ulah para tengkulak yang memainkan harga gabah di Desa Bukit Pariaman.
“Ketika tengkulak mempermainkan seperti ini, kasihan petaninya,” ujar dia.
Ia berpendapat, masalah tersebut bisa diatasi apabila padi yang dipanen para petani dibeli oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Langkah ini sejatinya dapat diambil oleh Pemdes Bukit Pariaman. Namun, pihaknya membutuhkan modal yang cukup besar untuk mewujudkan konsep tersebut.
Dalam skala kecil, Pemdes Bukit Pariaman menyertakan modal kepada BUMDes sekitar Rp 250 juta.
Modal ini dinilainya tidak akan cukup untuk membeli seluruh gabah yang diproduksi para petani Desa Bukit Pariaman.
“Tentu itu tidak mencukupi. Paling kita bicara untuk usaha sekala kecil dulu,” ucapnya.
Dia berharap Pemkab Kukar menyediakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Pemkab bisa memberikan solusi alternatif. Itu yang kami harapkan,” tutupnya. (adv)
Penulis: Arif Rahmansyah
Editor: Ufqil Mubin