BERITAALTERNATIF.COM – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kutai Kartanegara (Kukar) mengadakan kegiatan nonton bareng debat antar paslon bupati dan wakil bupati Kukar yang berkontestasi di Pilkada Kukar tahun 2024.
Nobar debat yang mengusung tema mewujudkan masyarakat sejahtera melalui pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan kearifan lokal ini diselenggarakan di Kedai Tiung pada Senin (11/11/2024) pukul 20.00 Wita.
Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Kukar M. Ibnu Ridho mengatakan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kepedulian mahasiswa agar tidak apatis terhadap masa depan daerah.
Kata dia, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi pencerahan serta edukasi politik kepada para mahasiswa yang sebagian besar diisi oleh anak muda agar tidak keliru dalam menentukan sosok yang tepat untuk menakhodai Kukar selama 5 tahun ke depan.
Kontestasi Pilkada, sembungnya, merupakan momentum yang strategis dalam mengevaluasi, mengubah, serta memperbaiki kondisi Kukar secara keseluruhan.
Ia berharap mahasiswa dapat tercerdaskan serta mengetahui secara komprehensif setiap program yang akan diwujudkan oleh para paslon jika terpilih di Pilkada Kukar.
Nobar debat dengan mengundang para kader HMI se-Kukar ini merupakan bentuk komitmen Ridho untuk mengajak segenap mahasiswa mengawal setiap gagasan, program, serta janji setiap paslon dalam debat tersebut.
“Nanti pada saat penetapan dan berjalan periodesasi bupati, ada bahan bagi rekan-rekan HMI diskusikan. Pada saat mereka terpilih, rekan-rekan dari HMI bisa menagih janji-janji mereka,” jelasnya.
“Apabila janji-janji yang dibubuhkan tidak terealisasi maka HMI Cabang Kukar dan seluruh elemen kepemudaan akan turun ke jalan untuk menagih janji-janji yang mereka sampaikan,” tegasnya.
Ridho menilai dari segi strategi komunikasi, performa masing-masing calon dalam menggunakan retorika untuk menyampaikan filosofi, visi, dan kondisi daerah di masa depan sudah cukup memuaskannya.
Namun, dia menerangkan, dinamika debat cenderung terlalu normatif. Aspek kritis yang menjadi ciri khas dalam perdebatan ini dinilainya masih minim, khususnya budaya sanggah-menyanggah ketika para paslon diberi ruang oleh moderator untuk menanggapi poin yang dipaparkan oleh para calon.
Hal itu dinilainya tak jadi masalah besar. Pasalnya, visi dan misi yang dicita-citakan oleh setiap paslon dalam bentuk yang konkret telah disampaikan dalam debat tersebut.
“Mungkin itu juga memberikan gambaran yang cukup untuk para pemilih untuk melihat sosok pemimpin bagi Kutai Kartanegara ke depan dari gagasannya, bukan tergantung pada uang dan materi,” jelasnya.
“Saya hanya berharap debat selanjutnya dinamika debat itu harus lebih intens dan lebih membahas secara komperhensif,” sambungnya.
Sebagai bagian dari instrumen pengawasan dan pengawalan peralihan kepemimpinan daerah, Ridho pun menuntut paslon yang terpilih dapat merealisasikan seluruh janji politik yang telah dilontarkan kepada publik dalam debat yang diinisiasi KPU Kukar tersebut.
Dia juga berharap dalam debat antar-paslon berikutnya, pihak penyelenggara dan para paslon lebih intens membahas sektor pengembangan sumber daya manusia dengan mengangkat tema seputar pendidikan dan kepemudaan.
“Karena apa? Karena SDM, pendidikan dan kepemudaan pengembangannya itu sangat diperlukan, karena Kukar sebagai kabupaten penyangga IKN. Jadi, kami berharap diprioritaskan 3 sektor tadi,” pungkasnya.
Kegiatan nobar ini diikuti dengan antusias oleh para mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Hijau Hitam sambil menikmati secangkir kopi dan snack yang disajikan oleh penyelenggara. Tak sedikit dari mereka berdiskusi sambil bersorak serta memberikan penilaian terhadap poin-poin yang disampaikan para calon bupati dan wakil bupati Kukar. (*)
Penulis: Ulwan Murtadho
Editor: Ufqil Mubin