Search
Search
Close this search box.

Hubungan Mesra China dan Iran di Tengah Tekanan Amerika

Two crossed national flags on wooden table
Listen to this article

Teheran, beritaalternatif.com – Deputi Bidang Politik Menlu Republik Islam Iran, Ali Bagheri Kani menjelaskan, Iran dan China sebagai mitra terpercaya memiliki kesamaan sikap terkait ilegalnya sanksi sepihak Amerika Serikat (AS) dan urgensitas supremasi hukum di hubungan internasional.

Asisten Menlu China Ma Zhaoxu dan Bagheri di kontak telepon menekankan pentingnya pencabutan sanksi terhadap individu dan lembaga Iran serta pihak ketiga dan menjamin tidak ada pengulangan sanksi.

Bagheri mengatakan, lobi antara kedua pihak terkait sejumlah isu, khususnya di tingkat internasional, akan terus berlanjut di masa depan.

Advertisements

Meski sanksi sepihak dan represi maksimum AS terhadap Iran bukannya tidak berpengaruh pada hubungan ekonomi Teheran dan Beijing, dan juga menimbulkan sejumlah kesulitan di berbagai sektor seperti energi dan perbankan, tapi lobi berkesinambungan petinggi Iran dan China serta penekanan akan sikap bersama kedua negara di berbagai isu regional dan internasional, termasuk penentangan terhadap langkah ilegal AS di kawasan menunjukkan betapa Iran dan China menekankan berlanjutnya kerja sama bilateral dan multilateral.

Sekaitan dengan ini, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian dan sejawatnya dari China, Wang Yi, pada 15 Oktober lalu menekankan pentingnya kedua negara melaksanakan kesepakatan strategis 25 tahun dan menilai penting kerja sama dalam membela keadilan internasional.

Meski hubungan bersejarah Iran dan China terhitung lama, tapi setelah kemenangan Revolusi Islam di Iran, hubungan dan kerja sama kedua negara ini memasuki fase baru. Sejumlah transformasi internasional, regional dan nasional telah mendorong Iran menjadikan kebijakan ke arah timur sebagai salah satu prioritasnya dalam kebijakan luar negeri dan telah melakukan langkah-langkah untuk memperluas hubungan dengan negara-negara seperti India, Rusia, dan China.

Saat ini, China merupakan pemasok peralatan elektronik, kimia, dan industri terbesar ke Iran. Iran juga menjadi eksportir terbesar minyak ke China. Impor minyak dari Iran sekitar 6,5 persen dari total impor minyak China.

Faktanya, Iran dan China di bidang energi memiliki kepentingan yang serupa. Pasukan energi seperti minyak dan gas bagi pertumbuhan ekonomi China sangat vital. Iran dapat menjadi pemasok permanen bagi kebutuhan ini.

Menurut keterangan Kementerian Perdagangan China, hanya di tahun 2019 kedua pihak telah menandatangani berbagai kontrak senilai 3,41 miliar dolar untuk investasi perusahaan China di Iran.

Iran dan China pada Maret 2021 juga menandatangani program kerja sama 25 tahun. Ini harus dicermati sebagai puncak gerakan dari hubungan kedua negara. Dokumen ini memperjelas jalur kerja sama jangka panjang kedua negara di bidang politik, ekonomi dan budaya.

Republik Islam Iran dan China memiliki kepentingan strategis bersama dan jangka panjang dalam melawan dan mengendalikan unilateralisme AS, dan ini merupakan faktor penting dalam transformasi regional.

Dengan kata lain, pelanggaran janji, langkah sepihak dan keluar dari kesepakatan internasional oleh Amerika telah melemahkan posisi negara ini. Sebaliknya, laju ekonomi China yang terus meningkat dan perlawanan terhadap pendekatan sepihak Washington seperti penentangan dengan keluarnya negara ini dari JCPOA serta sanksi anti-Iran malah membuat posisi China di tingkat internasional terus melejit.

Di sela-sela hubungan China dan Eropa yang kian kelam, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, Uni Eropa memiliki kepentingan strategis besar dalam menjaga kerja sama dengan China.

Oleh karena itu, posisi geopolitik, pandangan bersama tentang persyaratan keamanan kawasan dan keberadaan kapasitas luas bagi kerja sama ekonomi dan perdagangan, telah membuat Iran dan China, sebagai dua kekuatan berpengaruh di kawasan dan dunia.

Hal ini untuk memperkuat dan memperluas hubungan mereka di semua bidang dan bilateral serta multilateral seperti Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), yang tentu ini menjadi jaminan bagi kepentingan kedua negara. (parstpday/ln)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA