BERITAALTERNATIF.COM – Saat ini, para peziarah Arbain Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib yang memulai pemberangkatannya dari Najaf, dekat Pusara Imam Ali, menuju Karbala Irak tahun 2022 berjumlah lebih dari 21 juta orang. Mereka berasal dari berbagai negara di dunia.
Longmarch Arbain atau The Arbaeen Walk adalah sebutan lain untuk Ziarah Arbain, sebuah upacara tahunan keagamaan terbesar di dunia, namun tidak mendapat peliputan yang layak dari media-media arus utama internasional.
Sejarah Arbain
Arbain Imam Husain as adalah hari ke-20 Shafar dan 40 hari pasca tragedi Karbala dan kesyahidan Imam Husain as. Sepulang dari Syam pada 20 Shafar tahun 61 H/681, para tawanan Karbala mendatangi Karbala untuk menziarahi makam Imam Husain as.
Arbain ber ke-40. Tanggal 20 Shafar merupakan hari ke-40 pasca kesyahidan Imam Husain as. Pada Hari Asyura dinamakan Arbain Husaini atau hari Arbain.
Hari ini terhitung sebagai hari terpenting. Menurut penukilan sejarah, Jabir bin Abdullah al-Anshari pada hari ini hadir di makam Imam Husain sebagai pelopor dan peziarah pertama.
Dalam sebagian referensi disebutkan bahwa selain Jabir, orang-orang yang selamat dari peristiwa Karbala pada hari ini juga kembali ke Karbala dan menziarahi makam Imam Husain as dan seluruh syuhada Karbala.
Long March Arbain
Qadhi Thabathabai dalam kitab Tahqiqe Darbare-ye Awwal Arbain Sayyid al-Syuhada menulis, perjalanan menuju Karbala pada hari Arbain telah ditradisikan umat Islam Syiah sejak kehadiran Imam Maksum as.
Mereka tetap melaksanakan tradisi perjalanan ini pada masa kekuasaan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah, yang melarang ketat untuk melakukan perjalanan tersebut.
Dengan adanya hadis-hadis yang menyebutkan mengenai besarnya keutamaan dan fadhilah ziarah Arbain, umat muslim Syiah, khususnya warga Irak, setiap tahun dari berbagai penjuru negeri Irak melakukan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Karbala.
Setiap tahun jutaan orang menyertai tradisi ini, sehingga tercatat sebagai perjalanan kaki yang paling padat di dunia.
Pada tahun-tahun terkahir dan pasca keruntuhan rezim Ba’tsi di Irak, jumlah peziarah dan pejalan kaki ini menjadi berlipat ganda sehingga pada tahun 2014 dilaporkan secara resmi mencapai sekitar 20 juta peziarah.
Tradisi itu terus berlanjut hingga tahun 2022, sebagaimana rilis dari Al-Atabah Al-Abasiah yang menyatakan 21 juta lebih warga dunia lintas negara, suku, ras, agama, dan keyakinan mengikuti parade ziarah Arbain tersebut.
Ritus longmarch Arbain ini tidak hanya diikuti warga Irak, tapi juga melibatkan peziarah dari berbagai negara. Bagi peziarah dari luar negeri, berjalan kaki di mulai dari Kota Najaf, tempat Imam Ali as dimakamkan.
Para peziarah tidak harus membawa bekal perjalanan, sebab sepanjang jalan yang dilalui, warga setempat akan memberikan pelayanan gratis, baik dalam bentuk tempat peristrahatan maupun dalam penyajian makanan.
Keunikan Ziarah Arbain
Kegiatan ini adalah pertemuan beragam paling damai dari semua agama, sudut pandang sosial, sosial ekonomi dan bahasa. Ziarah ini juga merupakan perjalanan terpanjang (Najaf ke Karbala) di dunia yang dikuti jutaan manusia.
Selain itu, di dalam aktifitas longmarch tersebut terdapat banyak sukarelawan yang tidak dibiayai oleh pemerintah. Para relawan mempersembahkan makanan terbesar (termasuk akomodasi), yang kesemuanya gratis.
Ritus ini juga merupakan pertemuan dan pembacaan doa terbesar di dunia. Yang lebih mengherankan, ini juga merupakan kegiatan akbar yang paling sering diabaikan di seluruh dunia. (fz)