Search

Ade Armando Mengaku Iba dengan Para Pengeroyoknya

Beritaalternatif.com – Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando mengaku iba dengan orang-orang yang mengeroyok dan memukulnya.

Di awal, pengeroyokan itu membuatnya marah karena apa yang dilakukan kelompok tersebut tidak mencerminkan ajaran Islam.

Ia menyebutkan bahwa mereka beramai-ramai memukul dan menendangnya dalam keadaan jatuh. “Kapan sih ada teladan dari Nabi tentang mengeroyok? Mengeroyok adalah tindakan yang sangat pengecut,” tanya Ade sebagaimana dikutip beritaalternatif.com dari kanal YouTube Cokro TV, Senin (23/5/2022).

Advertisements

“Saya yakin pengeroyokan bukanlah sebuah perilaku yang dibenarkan Islam atau agama apa pun,” lanjutnya.

Para pengeroyok itu mereka bahkan menghalangi orang lain yang ingin menolong Ade. Ia pun ditolong oleh anggota kepolisian yang sedang mengamankan demonstrasi mahasiswa pada 11 April lalu di DPR RI itu.

Selain itu, mereka tidak hanya mengeroyok Ade, tetapi juga merampok barang-barang miliknya. Mereka merampas barang berharga di tubuhnya, seperti dompet yang berisi uang ratusan ribu rupiah, telepon genggam, celana, dan sepatu.

“Untunglah ada driver online mengembalikan hp saya dalam keadaan utuh. Hanya si pengemudi online inilah yang bisa dibilang menunjukkan karakter keislaman. Yang lain sekadar pengeroyok dan perampok,” ucapnya.

Ade menduga bahwa para pengeroyoknya tidak memahami alasan di balik penyematan penghinaan Islam terhadap dirinya. Ia menduga mereka hanya mengikuti perkataan orang lain tanpa berpikir secara rasional.

Karena itu, perlahan-lahan dia mengaku iba dengan para pengeroyoknya. Pasalnya, ia menduga mereka juga adalah korban. Mereka melakukan tindak kekerasan karena para pengeroyok itu mengalami indoktrinasi yang memaksa mereka tidak bisa berpikir secara jernih.

Secara hukum, kata Ade, mereka harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Para pengeroyok itu juga layan dihukum agar tercipta efek jera.

Dia mengatakan, kejahatan tetaplah kejahatan, meski yang mereka lakukan karena pemikiran mendalam, ikut-ikutan, atau sekadar mengikuti perintah.

“Tapi, justru itu yang membuat saya iba. Hanya karena mereka berulang kali mendengar narasi Ade Armando adalah musuh Islam berulang-ulang, mereka kemudian melakukan pengeroyokan,” katanya.

Mereka akan mendekam dalam penjara selama bertahun-tahun. Hal itu dinilainya sebagai tindakan yang sia-sia. “Untung saya tidak sampai mati. Bagaimana kalau saya tewas? Mereka mungkin harus menjalani hidup selama lebih dari sepuluh tahun di balik jeruji. Bagaimana dengan keluarga mereka?” sambungnya.

Sebagai orang yang beragama, dia percaya bahwa para pengeroyok itu telah melanggar perintah Tuhan, sehingga Tuhan Yang Maha Adil akan membalas perbuatan mereka.

Karenanya, ia mengaku iba dengan para pengeroyoknya. Setelah dihukum oleh negara, mereka juga diyakininya akan dihukum oleh Tuhan.

“Dan itu semua dimulai tentang saya sebagai musuh Islam yang harus dihabisi. Mereka bertindak karena mereka dibuat tidak berpikir,” ujarnya.

Kata Ade, para pengeroyoknya mengira apa yang mereka lakukan tersebut sebagai usaha menunjukkan kualitas keislaman. Mereka mengira tindakan brutal semacam itu sebagai perbuatan islami yang akan memperoleh berkah besar.

Mereka mungkin mengira tindakan tersebut akan membawa mereka ke surga setelah nanti meninggal dunia. “Mereka diindoktrinasi dengan kebohongan. Dan karena itu, mereka adalah korban,” ujarnya.

Ia menegaskan, kebohongan-kebohongan atas nama agama bisa membuat seseorang kehilangan akal sehat. Orang-orang seperti mereka patut dikasihani.

Mereka melakukan semua itu bukan karena kesadaran, ucap Ade, tapi karena mereka menjadi korban bertahun-tahun mendapat ajaran yang menyesatkan dari orang-orang yang mereka hormati.

Para pengeroyoknya, lanjut dia, mungkin saja merasa terlibat dalam sebuah misi suci untuk membersihkan muka bumi dari para musuh Islam.

Sehingga mereka tidak melihat apa yang mereka lakukan sebagai tindakan pengecut. Mereka justru melihatnya sebagai jihad.

“Namun, saya yakin itu ada di kepala dan hati mereka bukan karena mereka adalah orang-orang yang secara mendalam mempelajari agama,” lanjutnya.

Ade menyebutkan bahwa para pengeroyoknya datang dari kalangan sederhana yang memiliki latar belakang ekonomi dan pendidikan yang terbatas.

Kata dia, mereka adalah orang-orang yang tunduk dan loyal pada “junjungan mereka”, yang terus menyuapi pikiran mereka dengan gagasan-gagasan penuh kekerasan dan kebencian.

Oleh karena itu, Ade menyebutkan, bila semua pihak menginginkan Indonesia terbebas dari segenap aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama, maka langkah yang harus dilakukan adalah membongkar ajaran-ajaran yang telah menyesatkan mereka.

“Kita harus terus gunakan akal sehat. Karena hanya kalau kita gunakan akal sehat, bangsa ini akan selamat,” pungkasnya. (*)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA