Oleh: Ibrahim Amini*
Bila ibu tak dapat memuaskan rasa lapar anak, maka ia tetap tak berhak menjauhkan anak dari asinya. Ia mesti tetap memberikan asinya seberapa pun kadar yang dimilikinya, serta melengkapinya dengan susu dan makanan lainnya.
Namun, bila ibu benar-benar tak mampu memproduksi asi, ia dapat memberi anaknya susu sapi, yang kualitasnya mendekati asi. Sekaitan dengan ini, perlu dicamkan hal-hal berikut:
Pertama, susu sapi secara umum lebih padat dan lebih berat ketimbang asi. Oleh karena itu, mesti ditambah air masak sebelum diberikan kepada bayi, agar mendekati kepadatan asi. Susu tersebut mesti juga dibuat manis dengan menambahkan sedikit gula.
Kedua, susu sapi mesti dimasak dulu selama lima belas menit, untuk memastikan terbunuhnya kuman-kuman yang terdapat di dalamnya.
Ketiga, susu sapi, ketika diminumkan kepada bayi, jangan sampai terlalu panas ataupun terlalu dingin. Temperatur susu mesti mendekati temperatur asi.
Keempat, setiap kali anak diberi susu sapi, pastikan bahwa botol susu telah dibersihkan secara benar dan terbebas dari kontaminasi, demi mencegah anak dari terinfeksi penyakit.
Kelima, pastikan bahwa tipe susu sapi yang diberikan adalah benar.
Bila ibu ingin memberikan susu bubuk, perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak, demi memperoleh rekomendasi nutrisi yang tepat bagi bayinya.
Terdapat berbagai produk makanan di pasaran yang cocok dengan kebutuhan anak dalam berbagai usia, dan para pakarlah yang dapat memutuskan mana yang cocok untuk masing-masing anak.
Bila susu yang direkomendasikan tak diperoleh, ibu harus berkonsultasi kembali dengan dokter demi memperoleh rekomendasi baru. (*Tokoh Pendidikan Islam)