BERITAALTERNATIF.COM – Presiden terpilih AS Donald Trump, yang dijadwalkan kembali ke Gedung Putih pada tanggal 20 Januari, di tengah ketegangan dengan Kanada mengenai ancaman tarifnya, sekali lagi merasa memiliki ini negara.
Trump baru-baru ini menyatakan di jejaring sosialnya, Truth Social, bahwa Kanada bisa menjadi negara bagian AS yang ke-51. Mengacu pada pembayaran subsidi tahunan lebih dari 100 juta dolar ke Kanada, ia menganggap tindakan ini tidak ada artinya dan menambahkan, “Banyak warga Kanada ingin Kanada menjadi negara bagian Amerika ke-51. Dengan melakukan hal ini, mereka akan menghemat pajak dan perlindungan militer. Menurutku ini ide yang bagus. Negara bagian 51!!!”
Pernyataan tersebut muncul setelah Trump mengancam akan mengenakan tarif sebesar 25% pada produk yang diimpor dari Kanada dan Meksiko—sebuah tindakan yang menurutnya akan membantu memerangi perdagangan narkoba dan memperkuat keamanan perbatasan.
Diskusi ini berlangsung ketika hubungan antara Kanada dan AS menghadapi tantangan dalam beberapa minggu terakhir. Usulan tarif Trump dan pernyataannya tentang Kanada bergabung dengan AS telah menimbulkan banyak reaksi di kedua negara.
Gagasan Trump untuk bergabung dengan Kanada ke AS mempunyai banyak tantangan dari berbagai aspek hukum, politik, sosial, dan sejarah, dan realisasinya tampaknya sangat tidak mungkin dalam praktiknya karena alasan-alasan berikut:
Masalah Hukum dan Konstitusi
Pertama, Konstitusi Kanada. Kanada adalah negara merdeka dengan sistem parlementer yang bergantung pada Ratu Inggris Raya sebagai kepala negara. Setiap perubahan status Kanada memerlukan perubahan besar pada konstitusi negara tersebut, yang memerlukan persetujuan seluruh provinsi dan teritori Kanada.
Kedua, Konstitusi AS. Aksesi suatu negara asing ke AS memerlukan amandemen Konstitusi AS dan persetujuan Kongres, yang merupakan proses yang sulit dan memakan waktu.
Oposisi Politik dan Sosial
Pertama, identitas nasional Kanada. Kanada memiliki identitas nasional dan budaya unik yang sangat berbeda dengan AS. Banyak warga Kanada yang bangga dengan kemerdekaan dan perbedaan mereka dengan Amerika.
Kedua, oposisi terhadap pemerintah Kanada. Pemerintah federal dan otoritas provinsi Kanada sangat menentang gagasan semacam itu, karena mereka menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan nasional mereka.
Menanggapi pernyataan ini, Doug Ford, kepala pemerintahan Ontario, menekankan, “Kami tidak akan pernah menjadi negara bagian Amerika ke-51. Kami orang Kanada dan kami bangga menjadi orang Kanada dan kami akan selalu berjuang untuk itu.”
Ketiga, perbedaan sistem politik. Sistem politik Kanada (sistem parlementer) dan AS (republik federal) sangat berbeda, dan integrasi kedua sistem ini dapat menimbulkan masalah yang serius.
Konsekuensi Ekonomi
Pertama, integrasi perekonomian. Meskipun perekonomian Kanada dan AS sangat saling bergantung, integrasi menyeluruh keduanya dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Perbedaan signifikan dalam kebijakan ekonomi, perpajakan, dan kesejahteraan antara kedua negara menjadi kendala utama.
Kedua, kebijakan yang mendukung di Kanada. Kanada memiliki kebijakan sosial dan kesejahteraan yang luas dan tidak sesuai dengan sistem Amerika. Mengintegrasikan kebijakan-kebijakan ini dengan Amerika akan memakan biaya besar bagi kedua negara.
Resistensi Internasional
Pertama, oposisi Inggris. Kanada, sebagai salah satu negara Persemakmuran Inggris, masih memiliki hubungan dekat dengan negara ini. Setiap tindakan yang melemahkan kedaulatan Kanada akan ditentang oleh London.
Kedua, reaksi negara lain. Tindakan tersebut mungkin dianggap oleh negara lain di dunia sebagai tindakan imperialis yang akan menimbulkan ketegangan diplomatik.
Latar Belakang Sejarah
Pertama, perang kemerdekaan Kanada dari Amerika Serikat. Kanada selalu berusaha mempertahankan kemerdekaannya dari AS sepanjang sejarah. Upaya-upaya sebelumnya untuk mencaplok sebagian Kanada ke AS, termasuk selama perang abad ke-18 dan ke-19, telah gagal.
Kedua, budaya divergen. Orang Kanada menganggap diri mereka berbeda secara budaya dengan orang Amerika. Nilai-nilai sosial, pandangan politik, dan gaya hidup sangat berbeda di kedua negara ini.
Konsekuensi Aneksasi
Pernyataan Trump tentang aksesi Kanada ke AS akan mempunyai banyak konsekuensi bagi Gedung Putih dan AS. Di dalam negeri, gagasan tersebut dapat memperdalam perpecahan politik antara Partai Demokrat dan Republik dan memicu pertentangan luas dari masyarakat dan anggota parlemen. Banyak orang Amerika yang menganggap tindakan ini sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan nasional dan akan khawatir dengan konsekuensi pajak serta perubahan komposisi politik dan budaya Amerika.
Dalam dimensi internasional, pernyataan seperti itu akan memperburuk hubungan Amerika dengan Kanada bahkan dapat menimbulkan ketegangan diplomatik. Kanada akan menganggap gagasan ini sebagai ancaman terhadap kemerdekaan nasionalnya dan mungkin berupaya mengurangi ketergantungan pada AS dalam kebijakan luar negerinya.
Dari sudut pandang ekonomi, aneksasi seperti itu akan berdampak besar bagi Amerika. Perbedaan besar dalam sistem ekonomi, perpajakan dan sosial antara kedua negara membuat pengelolaannya menjadi sulit. Selain itu, reaksi pasar keuangan dan investor juga dapat menyebabkan ketidakstabilan perekonomian.
Pernyataan-pernyataan ini dapat semakin merusak citra Amerika di dunia dan menjadikannya sebagai kekuatan imperialis. Negara-negara yang terlibat dalam kerja sama yang erat dengan Kanada mungkin akan bereaksi terhadap masalah ini dengan mengambil sikap yang lebih keras terhadap AS dan membatasi pengaruhnya di kancah internasional.
Singkatnya, pendekatan Trump terhadap tetangganya di utara mempunyai banyak konsekuensi negatif di bidang politik, ekonomi, dan internasional bagi pemerintahannya dan AS, yang dari sudut pandang para pengamat, presiden terpilih menilai gagasan ini lebih merupakan sebuah langkah simbolis dan pidato kontroversial untuk menarik perhatian publik, dibandingkan sebuah rencana praktis.
Oleh karena itu, karena kendala hukum, politik, ekonomi, dan budaya, hampir mustahil mewujudkan gagasan Trump untuk menggabungkan Kanada ke AS. Selain itu, kedaulatan nasional Kanada dan dukungan luas rakyat negara ini terhadap kemerdekaan akan menjadi penghalang utama terhadap segala upaya untuk mewujudkan gagasan tersebut.
Tentu saja, hal ini dianggap sebagai pelajaran besar bagi Kanada, sebagai negara yang selalu mengikuti jejak Amerika dalam urusan internasional, dan para pejabat Ottawa harus memahami bahwa para pemimpin Gedung Putih tidak akan membiarkan sekutu terdekatnya sekalipun untuk mencapai kepentingan mereka. (*)
Sumber: Mehrnews.com