Search

Ikhtiar Koperasi Serbausaha Samboja Barokah Jaya Perangi Rentenir di Masyarakat Kukar

BERITAALTERNATIF.COM – Selain memiliki usaha jual beli kedelai, Koperasi Serbausaha Samboja Barokah Jaya juga mempunyai cabang usaha pembiayaan.

Usaha pembiayaan merupakan salah satu alasan pembentukan koperasi yang didirikan oleh 20 orang serta bermodal awal Rp 22 juta tersebut.

Pendiri Koperasi Serbausaha Samboja Barokah Jaya, Kiko Wijatmiko mengungkapkan, usaha pembiayaan merupakan salah satu cara mereka memerangi rentenir yang marak di kecamatan tersebut.

Advertisements

“Di kampung kita ini banyak koperasi yang meminjamkan uang ke masyarakat dengan bunga yang tinggi,” ungkapnya, Selasa (13/11/2022).

Pembiayaan yang berbentuk syariah ini dibentuk sejak koperasi tersebut berdiri pada tahun 2015. Pasalnya, sebagian besar pendiri Koperasi Serbausaha Samboja Barokah Jaya beragama Islam.

Saat ini, koperasi tersebut dijalankan oleh satu orang karyawan dan pengelola berjumlah 8 orang. Sementara pengurusnya sebanyak 4 orang. Sebagian pendiri, yang berjumlah 20 orang, menempati posisi dewan pembina, pengawas, dan pengurus.

Sumber pendanaan koperasi ini berasal dari simpanan anggota dalam bentuk simpanan pokok, wajib, khusus, dan sukarela.

“Kita juga punya produk di luar simpanan anggota. Kita menyebutnya simpanan biasa. Itu ada simpanan barokah, umrah dan haji, kurban, dan pendidikan,” terangnya.

Pihaknya juga memiliki simpanan deposito atau berjangka, yang dihimpun dan disalurkan berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam.

“Kemudian untuk pembiayaan itu dengan akad jual beli kedelai. Jadi, pola bisnisnya ada dana masuk dan dana keluar,” jelasnya.

Selain menyalurkan dana, pengelola koperasi juga menyimpan dana khusus yang digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh anggota.

“Itu semua sudah kita lakukan selama bertahun-tahun ini sesuai dengan prinsip akuntansi perkoperasian yang berlaku di koperasi,” katanya.

Kata Kiko, pembiayaan lewat koperasi tersebut berbentuk pembiayaan produktif dan konsumtif. Dalam pembiayaan produktif, pihaknya memberikan modal usaha untuk anggota koperasi.

Modal usaha tersebut juga disediakan untuk melahirkan para pengrajin tahu dan tempe baru. “Kita belikan mesin pabriknya, diesel, dan perlengkapannya. Itu semua mereka dapatkan dari koperasi,” bebernya.

Kiko menyebutkan bahwa koperasi tersebut dapat memberikan bantuan dana Rp 25 juta hingga Rp 30 juta untuk anggota koperasi yang menggunakan fasilitas pembiayaan produktif.

Sementara pembiayaan konsumtif bisa digunakan untuk membeli motor, telepon genggam, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, pengelola koperasi membatasi besaran pinjamannya.

“Kalau untuk pembiayaan konsumtif, kita tidak bisa berikan melebihi Rp 7 juta. Karena sebenarnya pembiayaan konsumtif ini kurang sehat untuk anggota,” ujarnya.

Berdasarkan Undang-Undang Koperasi, pihaknya memberikan peluang kepada seluruh masyarakat Kukar untuk menggunakan fasilitas pembiayaan dari koperasi tersebut.

“Tapi tetap sesuai dengan kesepakatan dan syarat-syarat yang telah ditentukan secara bersama-sama dalam rapat anggota koperasi,” sebutnya.

Meski menghadapi badai Covid-19 selama tiga tahun terakhir, koperasi ini tetap bisa membukukan omzet sekitar Rp 150 juta pada tahun 2022.

“Usaha pembiayaan ini berkembang sekali sejak kami bentuk dulu. Dulu kita berikan pembiayaan yang kecil-kecil. Sekarang sudah berkembang pesat,” ungkapnya.

Dia berharap pemerintah dapat menciptakan iklim perekonomian yang sehat: tingkat inflasi stabil,  meminimalkan pemutusan hubungan kerja di perusahaan-perusahaan swasta, serta menjaga nilai tukar rupiah dan suku bunga agar tetap stabil.

“Sehingga ini akan meningkatkan produktivitas anggota kita. Kalau dari pemerintah tidak bisa menciptakan iklim ekonomi yang sehat di negara kita, barang mahal, anggaran untuk gaji karyawan tidak ada peningkatan, dan krisis, ini akan sangat berdampak ke koperasi kecil seperti kita. Karena kita pun berharap angsuran masuk dari anggota kita,” pungkasnya. (mb)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA