beritaalternatif.com – Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian mengecam penembakmatian wartawati Al Jazeera oleh pasukan Israel dan menyebutnya sebagai bukti bahwa Rezim Zionis Israel tak suka kejahatannya terhadap bangsa Palestina diungkap kepada khalayak dunia.
“Teror terhadap Abu Aqleh yang ditujukan untuk menyembunyikan kejahatan rezim imitasi Israel menunjukkan rezim pendudukan ini takut khalayak dunia mengetahui fakta kezaliman di kancah Palestina,” tulis Amir-Abdollahian di Twitter, Kamis (12/5/2022).
Dia menambahkan, Palestina tetap hidup, Israel menuju kemusnahan, dan kezaliman rezim ini harus diakhiri.
Sehari sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh juga melontarkan kecaman atas pembunuhan Abu Aqleh oleh tentara Zionis di Jenin, Tepi Barat.
Sementara itu, Menteri Informasi Yaman kubu Sanaa Dhaifullah Al-Shami menyatakan bahwa pembunuhan wartawati Al Jazeera Shireen Abu Akleh memperlihatkan sejauh mana kebrutalan pasukan Zionis Israel dan kejahatannya sehari-hari terhadap orang-orang Palestina.
Dalam siaran persnya, Rabu (11/5/2022), Al-Shami menilai kejahatan terbaru Israel terhadap insan pers itu ditujukan Israel untuk menutupi fakta dan membungkam suara-suara yang mengungkap kejahatan rezim Zionis itu terhadap Palestina dan hal-hal yang disucikan oleh umat Islam.
Seperti diketahui, Shireen Abu Akleh ditembak mati oleh pasukan Zionis Israel ketika sedang meliput serangan militer Israel di Kota Jenin, di wilayah pendudukan Tepi Barat, Rabu lalu.
Al-Shami menegaskan bahwa peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya peran media dalam mengungkap kejahatan Israel, dan bahwa pembunuhan itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pers, dan Israel bersikukuh untuk terus melakukannya secara tersembunyi dari lensa kamera.
Menurut tokoh Ansarullah Yaman itu, pembunuhan Abu Akleh tak akan membendung kontinuitas media dan jurnalis merdeka dalam mengungkap fakta-fakta kejahatan rezim penjajah Palestina.
Al-Shami menilai serangan terhadap wartawan sudah menjadi kebijakan sistematis Israel untuk menutupi fakta dan menakut-nakuti pihak yang benar, dan karena itu pembunuhan Abu Akleh bukanlah kasus pertama dan tak akan menjadi kasus yang terakhir. (*)
Sumber: Liputan Islam