Search
Search
Close this search box.

Islam Ingin Kita Melindungi Kesopanan Kita, Kesopanan Keluarga dan Komunitas Kita

Listen to this article

Oleh Syekh Azhar Nasser

“Di komunitas Muslim kita saat ini, sayangnya, tidak jarang melihat individu berinteraksi secara bebas dengan lawan jenis, ada gerakan untuk mengadakan lebih banyak acara campuran di masjid dan pusat-pusat di mana orang-orang dari lawan jenis dapat berbaur dan berbicara satu sama lain.

Pelajaran kesopanan dan menjaga kesucian satu sama lain sepertinya sudah hilang.

Advertisements

Tentu saja, ada situasi tertentu di mana kita perlu berinteraksi dengan lawan jenis, namun kita harus berusaha menghindari percakapan yang tidak perlu dengan mereka dan mencoba membatasi percakapan kita. Mari kita lihat kisah Nabi Musa as dan putri Nabi Syueb as.

Putri-putri Nabi sedang menunggu di dekat sumur, karena mereka ingin memberi minum domba-domba mereka ketika para lelaki itu pergi. Nabi Musa as memperhatikan hal ini dan maju ke depan untuk bertanya kepada para wanita tersebut, mengapa mereka berdiri di samping. Mereka menjawab bahwa ayah mereka sudah tua dan tidak ada orang lain yang dapat menolongnya kecuali diri mereka sendiri.

Dari kisah ini, kita melihat bahwa putri-putri Nabi Syueb as menjawab pertanyaan yang bahkan Nabi Musa as tidak tanyakan. Mereka melakukan ini karena mereka tahu apa yang akan ditanyakan Nabi dan ingin meminimalkan waktu percakapan mereka dengannya untuk menjaga kesucian mereka.

Saat kita bercakap-cakap dengan lawan jenis, kita mungkin percaya bahwa tidak ada salahnya, namun kita tidak tahu maksud orang lain.

Sekali pun orang lain tidak mempunyai niat baik, kita juga harus ingat bahwa setan juga dapat berperan dalam menipu orang lain, dan hal ini dapat berdampak negatif pada individu, keluarga, dan komunitasnya.

Jadi mari kita mencoba mengambil pelajaran dari kisah Nabi Musa as dan putri Nabi Syueb dan berupaya melindungi kesopanan dan kesucian kita dengan membatasi percakapan yang tidak perlu dengan lawan jenis.”

Kisah ini terekam dalam surat al-Qashash ayat 23 – 28. Pada ayat 23 Allah Swt berfirman:

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.”

Ayat di atas memulai kisah perjumpaan Nabi Musa as dengan dua perempuan yang sedang menggembala ternak dan hendak memberikan minum ternak mereka. Sebagaimana dapat dibaca dalam terjemah ayat, kedua perempuan tersebut menunggu para penggembala lain agar bisa meminumkan air bagi ternak-ternaknya.

(Kutipan ini diambil dari Khutbah Jumat tanggal 26 Mei di Az-Zahraa Islamic Center Vancouver, Kanada)

Sumber: https://t.me/Sabilulungan

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT