BERITAALTERNATIF.COM – Kantor Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dalam laporannya menyebutkan telah terjadi pembantaian buruk yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel dengan menembaki warga penerima bantuan di barat daya Kota Gaza.
Demikian Kantor berita Wafa pada Kamis (29/2/2024), melaporkan.
Disebutkan, Kementerian Kesehatan Gaza mengungkap sedikitnya 112 orang tewas dan lebih dari 750 orang terluka, seraya menyerukan komunitas internasional untuk segera turun tangan mewujudkan gencatan senjata sebagai satu-satunya cara untuk melindungi warga sipil.
“Pembunuhan sejumlah besar korban sipil tak berdosa yang mempertaruhkan penghidupan mereka merupakan bagian integral dari perang genosida yang dilakukan oleh pemerintah pendudukan terhadap rakyat kami. Otoritas pendudukan Israel memikul tanggung jawab penuh dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan pengadilan internasional,” kata kantor Abbas.
Sementara itu, Hamas menanggapi serangan tersebut sebagai pembantaian keji yang ditambah dengan serangkaian pembantaian panjang yang dilakukan oleh entitas kriminal Zionis terhadap rakyat Palestina.
Kata Hamas, serangan mematikan terhadap pencari bantuan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kejahatan perang dan merupakan bagian dari “perang pelaparan” Israel terhadap warga Palestina.
Mereka meminta Dewan Keamanan PBB dan negara-negara Arab untuk mengambil keputusan yang mewajibkan Israel menghentikan pembunuhan massal, pembersihan etnis, genosida dan pelanggaran hukum internasional di Gaza.
Hamas juga menyatakan pihaknya menganggap Israel dan pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden bertanggung jawab atas terjadinya peningkatan agresi.
Tentara Israel mengeklaim bahwa warga sipil di Gaza telah menyerang truk bantuan dan puluhan orang terinjak-injak, meskipun hal ini dibantah oleh keterangan saksi.
“Pada titik tertentu, truk kewalahan dan orang-orang yang mengemudikan truk, yang merupakan pengemudi sipil Gaza, menabrak kerumunan orang, yang pada akhirnya membunuh, menurut pemahaman saya, puluhan orang,” klaim juru bicara pemerintah Israel Avi Hyman kepada wartawan.
“Ini jelas sebuah tragedi, tapi kami belum yakin secara spesifik,” sambungnya.
Novelis Palestina Yusri al-Ghoul menyaksikan kejadian tersebut di Kamp Shati di Kota Gaza.
“Mereka (Israel) selalu mengatakan propaganda mereka. Saya mendengar mereka ketika mereka menghina kami dan meneriaki orang-orang Palestina, bahkan anak-anak (mengatakan) kami akan membunuh kalian setiap hari,” katanya.
Dia menyoal, “(Kalau karena kepadatan), kenapa lutut dan sikunya ditembak? Mengapa tank Israel membidik warga sipil Palestina?”
Gedung Putih mengaku sedang menyelidiki laporan penembakan Israel terhadap warga Palestina, dan menyebutnya insiden serius.
“Kami berduka atas hilangnya nyawa orang tak berdosa dan mengakui situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, di mana warga Palestina yang tidak bersalah hanya berusaha memberi makan keluarga mereka,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Biden kemudian mengatakan bahwa Washington sedang memeriksa dua versi mengenai apa yang terjadi.
Dia menambahkan bahwa pembunuhan tersebut akan membuat negosiasi gencatan senjata di Gaza menjadi lebih sulit. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan negara ini telah meminta Israel memberikan penjelasan.
Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengaku terkejut atas laporan pembunuhan dan cederanya ratusan orang.
“Bahkan setelah hampir lima bulan terjadinya permusuhan brutal, Gaza masih memiliki kemampuan untuk mengejutkan kita. Kehidupan terkuras habis di Gaza dengan kecepatan yang mengerikan,” kata Griffiths.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Mesir mengutuk serangan tersebut. “Kami mengutuk tindakan tidak manusiawi yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersenjata di bundaran Nabulsi di Gaza utara,” kata Kemlu Mesir.
Mesir menyebut peristiwa itu kejahatan yang memalukan dan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.
Kemlu Yordania juga angkat suara. “Kami mengutuk tindakan brutal pasukan pendudukan Israel yang menyasar kerumuman warga Palestina yang sedang menunggu bantuan di bundaran Nabulsi dekat Jalan Al-Rashid di Gaza,” tegasnya.
Kemlu Saudi menegaskan Riyadh menolak pelanggaran hukum humaniter internasional dari pihak mana pun dan dalam keadaan apa pun, dan menyerukan komunitas internasional untuk memaksa Israel membuka koridor kemanusiaan yang aman ke Gaza.
Wakil Perdana Menteri Belgia, Petra De Sutter, mengaku merasa ngeri atas berita pembantaian hari ini.
“Membunuh orang-orang yang mengantri untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan? Ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum humaniter internasional dan sepenuhnya bertentangan dengan tindakan sementara (Mahkamah Internasional),” tulis De Sutter dalam postingan media sosial.
Iran mengecam kebungkaman AS dan Eropa selama ini atas genosida di Gaza.
“Lebih dari 100 warga Palestina yang sedang antre untuk menerima bantuan kemanusiaan di Jalan al-Rashid di Gaza gugur syahid, lebih dari 800 orang terluka akibat serangan biadab rezim Zionis,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani pada platform X. (mm/nsa)
Sumber: Liputan Islam