Search
Search
Close this search box.

Israel Diprediksi akan Kalah jika Kobarkan Perang Besar-besaran

Pejuang Hamas. (Mandarnesia)
Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) memperingatkan bahwa Rezim Zionis Israel akan menderita “kekalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya” jika mereka memulai “perang habis-habisan” di tingkat regional.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan jaringan berita televisi Al-Mayadeen Lebanon, Ahad (27/8/2023), Wakil Kepala Biro Politik Hamas Saleh Al-Arouri mengatakan bahwa rasisme dan fasisme para pemimpin Rezim Zionis Israel akan “menyebabkan perang habis-habisan di kawasan jika mereka terus melanjutkan kebijakan radikal dan ekstremis mereka.

“Aliansi Perlawanan dipersiapkan dan dimotivasi oleh alasan, kemauan, dan kepentingan bersama untuk andil dalam perang regional, dan pihak-pihak yang aktif telah siap dan bersiap untuk itu,” ungkapnya.

Advertisements

“Jika kita mencapai titik konfrontasi habis-habisan, Israel akan mengalami kekalahan yang belum pernah terjadi dalam sejarahnya, dan kami yakin akan hal itu,” lanjutnya.

Al-Arouri mengatakan bahwa pihaknya sedang mendiskusikan prospek perang dengan semua pihak terkait.

“Perang besar akan menjadi kekalahan bagi Israel, dan kami melihat perang klasik telah berubah, dan hal ini dibuktikan dengan konflik di Ukraina,” tambahnya.

Dia mengatakan meskipun tentara pendudukan telah memobilisasi kekuatannya di bagian utara Tepi Barat untuk menetralkan resistensi, namun resistensi terus tumbuh lebih kuat dan teguh.

“Proliferasi Perlawanan di seluruh Tepi Barat adalah mimpi buruk bagi pendudukan, menimbulkan kepanikan dan ketakutan (Israel),” ujarnya.

Pejabat Hamas itu menyerukan kepada para pemuda Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat untuk ikut andil dalam perlawanan “dengan cara apa pun yang memungkinkan”.

Dia menyebutkan bahwa sepak terjang Israel kandas dalam upaya Yudaisasi di Tepi Barat dan penyingkiran orang Palestina.

Ia juga menjelaskan, kabinet sayap kanan Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertujuan untuk mengusir warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki, meningkatkan permukiman, dan mendapatkan kendali atas Masjid Al-Aqsa.

“Rezim ekstremis ini akan mengalami kekalahan telak, yang akan menyebabkan penarikan diri mereka dari seluruh Tepi Barat,” sambungnya.

Penindasan Israel terhadap warga Palestina meningkat tajam di bawah kabinet koalisi ekstremis Netanyahu, yang terdiri dari partai-partai Zionis sayap kanan yang menentang negara Palestina dan mendukung perluasan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan.

Selama beberapa bulan terakhir, Israel mengintensifkan serangan terhadap kota-kota Palestina hingga menyebabkan puluhan warga Palestina kehilangan nyawa dan banyak lainnya ditangkap.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tahun 2023 sudah menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak PBB mulai mencatat jumlah korban jiwa pada tahun 2005.

Tahun 2022 merupakan tahun paling mematikan di mana 150 warga Palestina gugur, 33 di antaranya adalah anak di bawah umur. (*)

Sumber: Liputan Islam

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements

BERITA ALTERNATIF

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA