BERITAALTERNATIF.COM – Memperhatikan persenjataan dan kemampuan militer Iran di kawasan, serta kekuatan pasukan Hizbullah, menjadi salah satu topik yang dibicarakan oleh surat kabar terkemuka di dunia Arab.
Kantor berita Mehr menyebut operasi Janji Jujur 1 dan 2, serta agresi rezim Zionis baru-baru ini terhadap Iran dan kekuatan pertahanan udara Iran dalam menetralisir agresi tersebut, membuat para analis politik lebih memperhatikan kemampuan militer Iran dibandingkan sebelumnya.
Surat kabar Raei Elyoum menulis mengenai hal ini: gunung bergetar dan melahirkan tikus. Ungkapan ini banyak digunakan di media massa sebagai respons terhadap serangan rezim Zionis terhadap Iran. Meskipun otoritas Zionis mengklaim bahwa mereka melakukan serangan yang akan berakibat fatal bagi Iran, negara ini berhasil menetralisir serangan tersebut dengan pertahanan udaranya.
Bahkan pihak Zionis sendiri tidak mempercayai kebohongan otoritas Tel Aviv mengenai dampak buruk serangan terhadap Iran. Iran adalah negara besar dan sangat kuat secara militer dan fasilitas militernya dilindungi. Serangan selama empat jam tidak dapat mencapai tujuan nyata apa pun terhadap negara ini. Iran tidak takut dan tidak mengubah kebijakannya, namun semakin menyadari bahwa rezim Zionis sendiri tidak berani menghadapi negara kuat seperti Iran secara langsung.
Dalam sebuah laporan terbaru, surat kabar Raei Alyoum menulis: Parlemen Zionis menyetujui undang-undang yang melarang kegiatan Badan Dukungan Palestina (An Rua) di wilayah pendudukan. Dengan tindakan ini, rezim Zionis memulai babak baru kejahatan terhadap penduduk Jalur Gaza dan Tepi Barat serta menghalangi mereka memberikan layanan medis dan bantuan. Sementara itu, Amerika telah mengambil posisi munafik seperti biasa dan meskipun menyatakan keprihatinan atas tindakan ini, Amerika telah memotong bantuan keuangannya kepada badan tersebut.
Surat kabar Lebanon Al-Akhbar menulis dalam sebuah laporan: Angkatan bersenjata Yaman baru-baru ini memulai fase baru operasi mereka melawan rezim Zionis. Tiga operasi terhadap tiga kapal yang berafiliasi dengan Israel dan serangan pesawat tak berawak di kawasan industri Ashkelon telah terjadi pada malam peringatan satu tahun operasi negara ini untuk mendukung perlawanan Palestina. Kekuatan angkatan laut baru juga ditunjukkan dengan diperkenalkannya kapal selam bunuh diri al-Qara’a, yang dapat mencapai sasaran yang tepat dan besar.
Surat kabar Suriah al-Thawrah melaporkan: Media rezim Zionis secara sengaja atau tidak sengaja mengungkapkan kelemahan rezim ini di hadapan para pejuang Palestina dan Lebanon dengan mengumumkan jumlah korban dan luka-luka serta jumlah militer yang diamputasi dengan cara yang sangat disensor. Statistik dan angka-angka ini menunjukkan kebuntuan yang dialami rezim Zionis di Gaza dan Lebanon dan berusaha menciptakan gambaran palsu tentang kemenangan bagi dirinya sendiri dengan melakukan genosida dan menargetkan warga sipil, termasuk pemboman sebuah gedung yang menampung 200 pengungsi di Beit Lahia.
Surat kabar Suriah Al-Watan juga melaporkan: Dua minggu yang lalu Syekh Naeem Qasim mengumumkan dalam pidatonya bahwa kekuatan perlawanan akan melanjutkan stabilitas mereka sampai kemenangan tercapai. Pada saat itu, banyak orang mengira bahwa kata-kata tersebut digunakan untuk menyemangati para pejuang Lebanon dan poros perlawanan, namun kini kita melihat bahwa kata-kata Naeem Qassem diterapkan di medan perang melawan musuh Zionis. Hizbullah telah mengubah banyak persamaan perang dengan Israel. Para pejuang Lebanon telah bergerak sangat cepat dari tahap membela negara ini ke tahap serangan ofensif dengan menargetkan kota-kota di utara dan Haifa serta sekitar Tel Aviv. Bahkan dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah konflik antara Zionis dan Arab, kita melihat perintah untuk mengevakuasi pemukiman utara dari wilayah yang diduduki Hizbullah.
Surat kabar Al-Maqreeb al-Iraqi menulis: Operasi poros perlawanan selama beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa kekuatan militer rezim Zionis tidak terkalahkan ketika media melakukan propaganda palsu, dan kubah besi rezim ini telah dihancurkan sedemikian rupa. Hal ini menunjukkan bahwa langit Tel Aviv telah menjadi tempat berkembang biaknya drone. Tanah yang diduduki tidak lagi aman bagi penduduk di wilayah ini, baik di bawah tanah maupun di darat, dan Zionis melarikan diri ke negara lain. (*)
Sumber: Mehrnews.com