Oleh: Dina Sulaeman*
Berita-berita soal serangan Israel sering menggunakan kata “balasan”: Serangan itu dilakukan sebagai balasan dari serangan roket Hamas.
Israel merampas tanah dan rumah; membunuhi orang-orang Palestina sejak 1948. Yang jadi “sebab” adalah Israel, Palestina-lah yang sedang membalas atau merespons kejahatan Israel.
Jenin itu adalah kota di Tepi Barat, wilayah yang oleh PBB ditetapkan sebagai “negara Palestina” (tapi sampai kini belum berdiri dengan berdaulat, masih diduduki Zionis)
Serdadu-serdadu Zionis sering menyerbu Jenin, menangkap dan membunuh warga. Lalu, anak-anak muda Palestina bangkit melawan.
Tapi oleh Israel, AS, dan para fansnya (termasuk orang-orang Indonesia fans Israel), resistensi anak-anak muda Palestina ini malah disebut teroris, dan Israel hanya “membalas”.
Logika apa yang mereka pakai? Apa mereka berharap orang-orang yang ditindas selama puluhan tahun akan diam tanpa melawan?
Generasi muda Palestina hari ini lahir dan tumbuh di tanah yang diduduki atau dijajah, dan mereka seumur hidup mengalami berbagai teror Zionis: rumah, sekolah, rumah sakit, dll, dibom oleh Israel; ayah, saudara-saudara mereka ditahan dan dibunuh. Jelas: mereka berhak untuk melawan dan membalas Israel.
Ada yang menye-menye: orang-orang Palestina menyerang “warga sipil” di Israel (misal, roket Hamas), itu kan terorisme?
Mengapa mereka tidak menyebut militer Zionis sebagai teroris juga? Bukankah selama 75 tahun Zionis menyerang warga sipil Palestina dengan sangat brutal?
Kalaupun ada warga sipil yang kena serangan balasan dari pejuang-pejuang Palestina, jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding sipil Palestina yang jadi korban pembantaian Zionis selama 75 tahun.
Ini yang bilang orang Yahudi, Gabor Mate, korban Holocaust: Korban Hamas x 1.000 pun enggak bisa menyamai jumlah orang Palestina yang jadi korban Israel.
Terakhir, warga “sipil” Israel yang dikasihani fans-fans Israel itu, secara sadar tinggal di tanah dan rumah hasil rampasan.
Satu-satunya argumen atau dalil mereka adalah: di kitab kami ditulis, dulu ribuan tahun yang lalu Tuhan kasih tanah ini untuk kami.
Sungguh, mereka ini radikalis dan fundamentalis. Cara mikirnya sama dengan wahaboy: apa yang tertulis di kitab ditelan mentah-mentah tanpa mau mempelajari tafsirnya dengan benar.
Satu lagi: orang-orang modern dan beradab (bukan radikal/fundamentalis) biasanya merujuk hukum internasional.
Nah, menurut hukum internasional, status Israel sudah jelas: Israel adalah pelaku pendudukan (penjajahan) di Palestina dan melanggar Konvensi Jenewa terkait pendudukan.
Note: Sejak Senin, militer Zionis (IOF-Israeli Occupation Forces) menyerbu kota Jenin dan kamp pengungsi Palestina di kota itu dengan 1.000 serdadu plus tank-tank militer, buldoser, drone bersenjata, dan pesawat tempur.
IOF mendapatkan perlawanan gigih dari pejuang Palestina di Jenin. Setelah berlalu 48 jam, mereka pun menarik keluar para serdadu dari Jenin.
Selama 48 jam itu, IOF membunuh belasan orang Palestina dan melukai ratusan lainnya, menghancurkan bangunan dan rumah-rumah, mengusir 3.000 orang pengungsi Palestina keluar dari kamp; dan menembaki para pengungsi ini dengan gas air mata. Setelah IOF keluar dari Jenin, mereka tadi malam mulai membombardir Gaza. (*Pengamat politik Timur Tengah)