BERITAALTERNATIF.COM – Searchi Borneo Indonesia (SBI) kembali merilis hasil survei terkait perilaku pemilih dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kutai Kartanegara (Kukar) pada 27-28 Februari 2024.
Tak jauh berbeda dari survei sebelumnya, riset kali ini tetap menggunakan metode yang sama dengan melibatkan responden dari 12 kecamatan dan 28 kelurahan/desa di Kukar. Dalam survei ini, sebanyak 280 responden dipilih secara acak untuk mengukur kandidat terkuat pengganti Edi Damansyah.
Hasil survei menunjukkan bahwa 61 persen responden memahami putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memerintahkan PSU di Kukar. Meski pencalonan Edi telah inkrah dinyatakan melanggar hukum, dukungan terhadap paslon 01 tetap solid. Basis pemilihnya tak menunjukkan tanda-tanda penurunan drastis.
Direktur SBI sekaligus dosen Fisipol Unikarta Martain mengatakan survei yang menggunakan metode multistage random sampling ini menempatkan Maslinawati di peringkat tertinggi dari sisi elektabilitas. Jika diusung sebagai calon bupati menggantikan suaminya, Maslinawati diprediksi memiliki peluang besar memenangkan PSU yang dijadwalkan pada 25 April 2025.
Wanita yang akrab disapa Mbok Ampak ini unggul jauh dari sejumlah tokoh politik yang belakangan santer diisukan bakal menggantikan posisi pria kelahiran 1965 tersebut untuk duduk sebagai orang nomor satu di Kukar. Sebanyak 47,50 persen responden menilai Maslinawati adalah sosok paling tepat dan layak untuk mendampingi Rendi.
“Kalau mau menang besar, mereka akan cari yang paling potensi. Maka kemudian yang berpeluang akan diambil itu istrinya (Edi),” ucap Martain kepada awak media Berita Alternatif pada Senin (3/3/2024).
Sedangkan di posisi kedua, Sekretaris Daerah Kukar Sunggono meraih 15 persen. Secara mengejutkan, posisi ketiga ditempati mantan Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid, yang meraih elektabilitas 11,79 persen. Sementara itu, mantan Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi berada di urutan keempat dengan 6,79 persen. Diikuti Chairil Anwar di posisi kelima dengan 4,64 persen.
Menurut Martain, pasangan Rendi-Maslinawati merupakan duet paling ideal untuk dipasangkan pihak koalisi dan partai pendukung Edi-Rendi apabila masih berkeinginan untuk mempertahankan kekuasaannya di Kukar.
Survei menunjukkan bahwa pasangan ini mampu meraih 65 persen suara masyarakat, menjadikannya skema terbaik bagi koalisi pendukung Edi-Rendi yang terdiri dari Partai Gelora, Demokrat, dan PDI Perjuangan.
“Pak Rendi ini mau dipasangkan dengan siapa pun kans untuk memenangkan itu tinggi kalau proses politik yang hari ini berjalan di Kukar berjalan secara normal,” jelasnya.
“Kemudian kalau kita pasangkan (Rendi) ke pak Sunggono, itu angkanya 45 persen, tapi angka keragu-raguannya cukup tinggi,” ujarnya.
Meski perbedaannya tipis, terpilihnya Rendi sebagai tokoh utama dalam PSU Kukar tetap menjadi prioritas terbaik yang patut dipertimbangkan kubu serta koalisi partai pendukung Edi-Rendi yang meliputi Partai Gelora, Demokrat, dan PDI Perjuangan jika ingin tetap mempertahankan kekuasaan mereka di Kukar.
Apabila pihak pengusung tetap bersikeras memasangkan Rendi dengan keempat tokoh tadi, elektabilitas Rendi sebagai kandidat kepala daerah disebut akan mengalami penurunan yang cukup mencolok, yakni di angka rata-rata 43 persen. Terdapat selisih 16-20 persen dari 65 persen suara masyarakat yang berharap besar Mbok Ampak dipasangkan dengan Rendi dalam perebutan kursi pimpinan Kota Raja hingga lima tahun mendatang.
Jika meninjau tren positif pada survei-survei yang dilakukan SBI sebelumnya serta hasil Pilkada di bulan November lalu, ia meyakini, apabila sisa waktu penyelenggaraan PSU kurang dari 2 bulan, maka paslon Rendi-Maslinawati dipastikan akan menang dalam kontestasi tersebut. Namun, langkah tersebut bisa mengubah pilihan masyarakat apabila terdapat praktik politik uang.
“Siapa pun yang punya kapital besar, siapa pun yang punya finansial yang besar, bukan tidak mungkin bakal memenangkan pertarungan ini, tergantung siapa bohirnya,” pungkas Martain. (*)
Penulis: Ulwan Murtadho
Editor: Ufqil Mubin