Kukar, beritaalternatif.com – Ketua DPD Partai NasDem Kukar, Marwan, dinilai sebagai pimpinan partai politik pendatang baru di daerah tersebut yang berhasil meraih kursi di DPRD Kukar pada Pemilu 2019.
Di pemilu-pemilu sebelumnya, Partai NasDem Kukar tak mampu meraih satu pun kursi legislatif. Barulah pada pemilu dua tahun lalu, partai ini menempatkan dua kadernya di DPRD Kukar.
Sejak memimpin DPD Partai NasDem Kukar, Marwan tergolong politisi yang sangat konsen membangun partai yang dipimpinnya. Apa saja langkah yang diambilnya untuk membesarkan partai tersebut? Berikut petikan wawancara Berita Alternatif dengan politisi senior di Kukar tersebut pada Jumat (3/9/2021) sore.
Sejak kapan Anda memimpin DPD Partai NasDem Kukar?
Saya diamanahkan untuk menjadi Ketua NasDem itu kalau enggak salah tahun 2017. Saya diminta untuk memimpin NasDem Kutai Kartanegara tanpa ada struktur partai, tanpa ada anggota partai, padahal sebelumnya memang sudah ada kepengurusan NasDem. Sehingga saya diminta untuk menyusun kepengurusan baru mulai dari kabupaten sampai kepada tingkat desa/kelurahan. Di waktu kurang lebih lima bulan atau enam bulan saya menyelesaikan kepengurusan kabupaten, kecamatan, desa dan kelurahan se-Kutai Kartanegara. Kemudian baru kami persiapan pelantikan dan action.
Kenapa memilih berlabuh ke Partai NasDem?
NasDem itu adalah partai yang unik dengan semboyan gerakan perubahan atau restorasi. Kemudian partai yang mengusung politik tanpa mahar. Ini sesuatu yang baru dalam partai politik, dan saya melihat hanya NasDem satu-satunya yang berani menyatakan bahwa politik tanpa mahar. Itu salah satu alasan kenapa saya memilih Partai NasDem.
Kenapa tidak memilih partai lain di Kukar yang sudah mapan?
Itulah tantangannya berpolitik. Ada satu kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri ketika masuk pada satu tempat yang memang belum ada apa-apanya sehingga ini membutuhkan keseriusan, kerja keras, kerja cerdas, keuletan dan kerja sama kita untuk bisa membangun dan membesarkan partai ini sehingga saya merasa tertantang dan terpacu semangatnya untuk bisa membesarkan partai ini.
Apakah pilihan untuk masuk NasDem itu sudah dihitung dengan matang? Bukankah saat itu NasDem Kukar bahkan tak memiliki struktur dan anggota?
Dengan jaringan yang kita punya, dengan koneksi yang kita punya, dengan apa yang sudah kita lakukan sebelumnya, ini juga menjadi modal bagi saya untuk bisa merekrut orang, mengajak orang untuk bisa betul-betul ikut bergabung bersama Rumah Besar Restorasi Kutai Kartanegara.
Berapa waktu yang Anda butuhkan untuk membentuk kepengurusan hingga konsolidasi?
Lebih kurang satu tahun kita sudah bisa berjalan normal. Tahun 2017 sampai 2018 kita rampung serampung-rampungnya sehingga ketika itu kita sudah siap menyongsong Pemilu 2019.
Berarti sudah ada perhitungan matang bahwa NasDem akan mendapatkan kursi di DPRD Kukar?
Pada saat itu saya hanya modal semangat dan optimisme. Enggak ada dukungan kapital dari orang lain. Modal semangat dan optimisme teman-teman itu satu pembangkit dan menggelorakan semangat dan kerja teman-teman ketika itu.
Apakah saat ini kepengurusan NasDem sudah ada di semua kecamatan se-Kukar?
Sampai sekarang sudah ada pada semua desa dan kelurahan se-Kukar, dan datanya bisa kita akses melalui NasDem Digital. Kita hari ini sudah sampai pada detail anggota. Misalnya di desa ini ada berapa orang anggota, nama, nomor telepon, alamat, dan pekerjaannya sudah kita punya. Per hari ini, sudah ada 6.619 orang anggota NasDem Kukar.
Dengan rentang waktu dua tahun sebelum Pemilu 2019, apakah bertarung dengan partai-partai yang sudah mapan itu berat?
Gimana ya menggambarkannya? Di Kukar ini kan politiknya hampir 60% sampai 70% pragmatismenya luar biasa. Kami harus bisa bekerja di tengah kondisi yang pragmatis itu. Dengan segala keterbatasan kemampuan yang kita punya. Kalau dikatakan berat lawan partai lain, enggak juga sih.
Tapi intinya, mudah-mudahan pragmatisme ini perlahan bisa kita kikis. Caranya, kita mengajak orang-orang untuk bergabung di NasDem, dengan coba kita usung perubahan. Salah satunya kita memberikan edukasi politik kepada masyarakat, memberikan pemahaman yang komprehensif kepada masyarakat tentang pentingnya memilih, kemudian pentingnya menyalurkan aspirasi dan pilihan tanpa pragmatisme.
Dan alhamdulillah, selama saya berpartai puluhan tahun ini, di partai sebelumnya saya yang mengajak orang, tapi alhamdulillah di NasDem itu hampir separuhnya orang lain yang minta masuk tanpa diajak, tanpa dipaksa, dan tanpa direkrut. Jadi, mereka menawarkan diri dengan cara saya ingin menjadi anggota NasDem karena NasDem partai yang terbuka, partai yang bersih, dan partai yang mengusung konsep perubahan.
Apa kekuatan yang dimiliki NasDem sehingga pada Pemilu 2019 bisa mendapatkan dua kursi di DPRD Kukar?
Itu terletak pada pola rekrutmen. Kita mulai merekrut anggota, merekrut calon anggota legislatif, kemudian kita berikan sekolah politik, sekolah legislatif, baru mereka turun ke masyarakat.
Kami perhatikan Anda sangat fokus membangun partai, apakah NasDem bisa berkembang saat ini karena faktor itu?
Ya, berpengaruh. Kalau enggak fokus, kita sulit untuk meraih suara yang signifikan. Ketika di NasDem, saya hampir 60% waktunya fokus untuk mengurus partai ini. Memang dunianya (saya di partai politik).
Selain itu, apa lagi kiatnya sehingga bisa membangun Partai NasDem?
Tentu saja bantuan dan dukungan dari teman-teman yang lain bahwa berpartai itu di samping kita bisa mengaturnya, tentu saja partisipasi aktif dari semua pengurus dan semua anggota itu penting.
Selain itu, komunikasi dan kerja sama. Menurut saya, bahwa berpartai ini tidak cukup dengan kita mengandalkan berpartai saja, tapi kemampuan kita berkomunikasi dengan partai lain, kemudian dengan semua stakeholder pemilu, KPU, Bawaslu, dan lain sebagainya juga membantu kita dalam rangka meningkatkan perolehan suara kita.
Apa target Anda ke depan untuk Partai NasDem Kukar?
Insyaallah target kita untuk NasDem yang akan datang itu kita harus bisa berdiri sendiri satu fraksi. Kemudian bisa mengusung sendiri ketika Pilkada. Sehingga kita memasang target lebih kurang sembilan kursi yang akan datang.
Apakah target sembilan kursi di DPRD Kukar itu bisa dicapai?
Saya kira tidak mustahil. Mulai sekarang kita perbaiki pola rekrutmennya, kita perbaiki pola pembinaan anggotanya, dan kita juga perbaiki komunikasi antar anggota dan kerja sama antar anggota. (ln)