BERITAALTERNATIF.COM – Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah pada Minggu (22/9/2024) telah menembakkan lusinan rudal Fadi-1 dan Fadi-2 terhadap Ramat David, sebuah pangkalan udara Israel yang terletak di bagian utara wilayah pendudukan, hanya 20 km tenggara kota, dilansir PressTV.
Fadi-1 adalah rudal kaliber 220 milimeter dengan jangkauan 80 km (49 mil) dan Fadi-2 adalah proyektil kaliber 303 milimeter yang dapat terbang hingga 105 km (65 mil).
Dalam laporan media tersebut, serangan itu diikuti oleh dua serangan lagi, di mana 15 dan 20 roket ditembakkan masing-masing ke pangkalan tersebut, di mana jet tempur, helikopter tempur serta sistem peperangan elektronik ofensif dipasang, di antara peralatan militer lainnya.
Hizbullah telah meningkatkan serangan terhadap wilayah pendudukan sejak 7 Oktober, ketika rezim Israel mengintensifkan serangannya terhadap Lebanon, khususnya di wilayah selatan, setelah melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza.
Operasi perlawanan Hizbullah bertujuan untuk menanggapi rezim dan menunjukkan dukungan bagi penduduk Gaza, yang terkena dampak perang.
Terkait operasinya pada Minggu, Hizbullah juga mengatakan bahwa mereka melakukan serangan tersebut untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza dan perlawanan mereka yang berani dan terhormat.
“Operasi tersebut juga dirancang sebagai respons terhadap serangan berulang Israel yang menargetkan beberapa wilayah Lebanon dan menyebabkan kematian banyak warga sipil,” kata Hizbullah dalam siaran persnya.
Serangan itu terjadi dua hari setelah sedikitnya 38 orang, termasuk tiga anak-anak, tujuh wanita dan seorang komandan senior Hizbullah, Ibrahim Aqil, tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon.
Walkie-talkie meledak di Beirut dan wilayah lain Lebanon pada hari Rabu, dalam gelombang kedua serangan yang menargetkan perangkat komunikasi, sehari setelah pager meledak. Setidaknya 37 orang tewas dan ribuan lainnya terluka, termasuk anggota Hizbullah, dalam ledakan tersebut.
Rezim Israel menolak mengomentari ledakan tersebut, namun pemerintah Lebanon dan Hizbullah menganggap mereka bertanggung jawab.
Menanggapi ledakan-ledakan ini, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah menggambarkan kekejaman ini sebagai deklarasi perang.
Dia memperingatkan bahwa Israel akan menerima hukuman yang mengerikan.
“Israel akan menerima hukuman yang mengerikan dan pembalasan yang adil, baik yang diharapkan maupun tidak,” tegasnya dalam pidato yang disampaikan pada Kamis, 19 September.
Rezim Zionis mengobarkan perang melawan Lebanon pada tahun 2000 dan 2006, namun terpaksa mundur secara memalukan karena operasi pertahanan Hizbullah yang tegas.(*)
Sumber: PressTV