BERITAALTERNATIF.COM – Beberapa pekan terakhir, kelangkaan elpiji 3 kilogram kembali terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Timur, salah satunya di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Stok yang sedikit dan harga yang melambung tinggi menimbulkan masalah tersendiri bagi para pedagang di Kukar.
Sejumlah pedagang kaki lima yang menggunakan gas elpiji 3 kg sehari-hari mengaku kesulitan mendapatkan gas tersebut.
“Lumayan susah dapatnya. Kalau nyari satu atau dua ya tetap dapat, tapi harganya mahal,” ucap seorang pedagang kaki lima di Tenggarong Aryo (35) kepada awak media Berita Alternatif pada Jumat (14/6/2024).
Dia berharap harga gas elpiji 3 kg kembali stabil. Pasalnya, kelangkaan dan kenaikan harga gas tersebut telah mempengaruhi penjualannya.
“Harapannya ya jangan berbelit-belit dan dipersulit,” ujarnya.
Ia tidak bisa menaikkan harga jualannya untuk mengimbangi harga gas yang meningkat karena mempertimbangkan pelajar dan mahasiswa yang menjadi target pasarnya.
“Karena targetnya pelajar, saya juga tidak hanya mencari keuntungan, tapi juga sekaligus ibadah,” katanya.
Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi yang dialami Faiz, pemilik warung makan di Tenggarong, yang terpaksa menaikkan harga produknya karena biaya produksi yang meningkat pasca kenaikan harga gas elpiji 3 kg.
Ia mengaku kesulitan mendapatkan gas elpiji, apalagi mendekati hari-hari besar keagamaan, sehingga kebutuhan konsumen terhadap tabung gas elpiji 3 kg semakin meningkat.
“Namanya warung makan ya butuh gas banyak. Jadi, mau enggak mau naikin harga. Naik Rp 5 ribu dari kemarin,” bebernya.
Karena itu, Faiz berharap pemerintah segera menangani masalah kelangkaan dan kenaikan harga gas di Kukar.
Dia juga meminta pemerintah mengendalikan harga gas sehingga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Ia pun mendesak pemerintah terus melakukan pembenahan, baik dari sisi harga, distribusi, maupun kebijakan subsidi.
“Termasuk perketat pengawasan terhadap penyimpangan dalam distribusi gas,” sarannya. (*)
Penulis: Hanna
Editor: Ufqil Mubin