beritaalternatif.com – Jubir Hamas Hazim Qasim memberikan tanggapan atas statemen PM Israel, Naftali Bennett, pada Selasa (17/5/2022) lalu.
Bennett menyatakan instruksinya soal penargetan orang Palestina bersenjata di mana pun dan dengan senjata apa pun. Ini adalah instruksi yang sudah jelas.
“Kami mendukung sepenuhnya tentara dan polisi dalam upaya untuk menargetkan tiap orang Palestina bersenjata di Quds, Tepi Barat, atau tempat lain,” ujar Bennett.
Qasim dalam sebuah konferensi pers berkata, pernyataan PM Israel menunjukkan bahwa ia telah membebaskan tangan tentaranya untuk menyerang warga Palestina dengan cara apa pun. “Ini membuktikan bahwa penggunaan teror oleh rezim ini adalah sebuah kebijakan sistematis dan terencana,” tegasnya.
Ia menegaskan, kubu resistansi akan merespons segala agresi dengan semua bentuk, serta akan melanjutkan revolusi di semua kancah perjuangan.
Di lain pihak, Ketua Hamas di luar negeri, Khaled Meshal mengonfirmasi bahwa konspirasi-konspirasi Rezim Zionis masih berlanjut. Ia berkata, “Saya peringatkan kepada bangsa besar kita bahwa perang masih belum selesai. Ada kemungkinan terjadinya serangan-serangan dalam hari-hari besar mendatang mereka (Israel).”
Sebagai bangsa, kubu resistansi, dan umat, mereka tidak akan mengizinkan Masjid Aqsa diyahudisasi, dibagi-bagi, dan dihancurkan. Kubu resistensi juga menolak segala bentuk kedaulatan keagamaan-politis yang bertujuan untuk menguasai Masjid Aqsa.
Kata dia, Israel menyangka bahwa cara untuk mencegah perlawanan bersenjata di Tepi Barat adalah dengan memakmurkan tanah-tanahnya, melanjutkan pembangunan permukiman, mencaplok tanah, dan menguasai Masjid Aqsa.
“Istilah yang dipopulerkan rezim penjajah dan digunakan oleh sejumlah politisi Eropa adalah ‘kebebasan mengakses tempat-tempat ibadah’. Ini adalah sebuah istilah menyesatkan dan tidak pada tempatnya, sebab Masjid Aqsa adalah tempat keagamaan yang murni milik Islam. Orang-orang Zionis tidak punya hak di sana sama sekali,” tandas Meshal. (*)
Sumber: Liputan Islam