Search
Search
Close this search box.

Jurnalis Senior Ini Ingatkan Publik Tak Terkecoh dengan Penarikan Pasukan AS di Afghanistan

Dede Azwar
Listen to this article

Jakarta, beritaalternatif.com – Jurnalis senior Dede Azwar mengatakan, terusirnya AS dari Afghanistan di satu sisi memberikan harapan baru dan kemandirian bagi bangsa tersebut, serta bangsa-bangsa di Asia Tengah dan Asia Barat.

Di sisi lain, lanjut Dede, terdapat sejumlah pihak yang pesimis dan optimis terhadap masa depan negara-negara di kawasan tersebut. Bagi mereka yang pesimis, langkah yang diambil AS hanyalah drama semata.

“Ada yang bilang ini upaya Amerika mengelabui publik internasional. Toh mereka masih bercokol (di Afghanistan),” jelas Dede dalam Bincang Berita yang diadakan Maula TV pada Senin (23/8/2021) lalu.

Advertisements

Kata dia, langkah yang paling rasional saat ini adalah menunggu dalam pengertian aktif. Mata publik harus tertuju pada rezim AS.

“Bukan kepada Taliban dan lain sebagainya. Mereka semua masih baru dan berbenah karena baru lahir,” ujarnya.

Merujuk Perjanjian Doha, Dede mengatakan, AS di bawah kepemimpinan Donald Trump pernah berjanji membebaskan pasukan dan memberikan aset militer kepada Taliban. Tenggatnya hingga Mei 2021.

“Ternyata dilanggar. Kata Biden, ini sama seperti peringatan 11 September. Saya jadi kemudian berfikir, ini si Amerika ini ingin menghidupkan lagi perang melawan teror,” jelasnya.

Ia menyebutkan, penarikan pasukan AS di Afghanistan sebagai dalih untuk melanjutkan agresi terhadap negara tersebut. Langkah ini semata bertujuan untuk kembali menguasai kekayaan Afghanistan.

“Ada terlalu banyak kekayaan di Afghanistan yang ingin mereka keruk. Dan kita tahu, opium itu, 90% kan dari Afghanistan. Kemudian litium dan pipa gas dari Laut Kaspia hingga Eropa. Ini yang menjadi bisnis Amerika selama di sana,” jelasnya.

Hal yang sama juga terjadi di Suriah. Daerah-daerah yang memiliki kekayaan minyak dikuasai oleh pasukan bayaran AS. Sementara di Afghanistan, pasukan Taliban pun ada yang menjadi kaki tangan AS dalam menjalankan bisnisnya.

“Inilah yang membuat kita harus menunggu. Tapi kita sambil berusaha memahami bagaimana kelakuan dan ulah Amerika ini. Mata kita harus fokus ke sana,” saran Dede. (ln)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA