BERITAALTERNATIF.COM – Manuver politik kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Budiman Sudjatmiko mendukung bakal Capres usungan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya Prabowo Subianto makin kentara. Terbaru, dia hadir dalam agenda deklarasi Relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Kota Semarang, Jawa Tengah.
“Jika insyaallah, Pak Prabowo jadi Presiden ke-8 Indonesia, tolong Pak Prabowo majukan kesejahteraan umum,” kata Budiman saat deklarasi relawan di Marina Convention Center, kawasan Pantai Marina, Semarang pada Jumat (18/8/2023).
Gelagat Budiman banting setir mendukung Prabowo bermula pada Juli lalu. Aktivis era Orde Baru ini menjumpai Ketua Umum Partai Gerindra itu tanpa sepengetahuan partainya. Pertemuan tersebut terjadi pada 18 Juli 2023. Budiman sengaja menyambangi Prabowo di kediamannya di Kertanegara, Jakarta. Akibat pertemuan itu, Budiman bahkan sempat disebut pindah partai.
Kepada awak media, Budiman berdalih pertemuannya dengan Menteri Pertahanan yang berlangsung selama lebih kurang dua jam itu untuk membicarakan perihal kebangsaan, kemanusiaan, dan masa depan. Mereka juga membahas seputar hubungan di antara keduanya yang sudah terjalin sejak Prabowo belum menjadi Ketua Umum Partai Gerindra dan sebelum dirinya bergabung dengan PDIP.
“Kami melampaui soal status-status kami. Kita bisa bicara soal kebangsaan, kita bisa bicara soal kemanusiaan, kita bicara masa depan,” katanya.
Usut punya usut, agenda Budiman jumpa Prabowo ternyata tanpa sepengetahuan PDIP. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Putri Megawati Soekarnoputri itu mengaku tidak mengetahui apakah pertemuan tersebut merupakan perintah dari partai atau inisiatif pribadi Budiman. Kendati demikian, Ketua DPR RI itu tak mempersoalkan pertemuan antara Budiman dan Prabowo.
“Saya tidak tahu apakah itu ada perintah. Akan tetapi, yang saya bisa sampaikan bahwa semuanya boleh saja bersilaturahmi,” ujar Puan di iNews Tower, Jakarta, pada 18 Juli 2023.
Budiman pun mengakui kedatangannya ke kediaman Prabowo memang bukan atas nama partai. Melainkan atas keinginan pribadinya. “Saya ingin mengatakan bahwa ini tidak mewakili partai, ini pribadi,” kata Budiman.
Setelah persamuhan itu, pihaknya mengatakan bakal melaporkan hasil pertemuannya dengan Prabowo ke Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.
“Soal nanti tentu saja, saya akan bicara dengan Mbak Puan, Pak Hasto, karena kalau boleh saya sampaikan, izin kepada Pak Prabowo yang saya sampaikan kepada beliau tadi itu sebenarnya persatuan kaum nasionalis,” jelasnya.
Berbeda dengan Puan, Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, menyatakan pihaknya bakal memanggil Budiman imbas pertemuannya dengan Prabowo.
“Tidak bisa dibilang ‘wah ini saya pribadi’, itu tidak bisa. Dan orang sekelas Budiman Sudjatmiko masak tidak tahu berorganisasi, gimana sih?” ujar Komarudin saat dikonfirmasi pada 19 Juli 2023.
Dia menjelaskan, kasus Budiman kemungkinan sama dengan Effendy Simbolon. Kader PDIP ini beberapa waktu sebelumnya memberikan dukungan kepada Prabowo, alih-alih Ganjar Pranowo. Menurut Komarudin, Budiman, Effendy, hingga kader PDIP lainnya harus mengikuti arahan partai dalam menentukan pilihan politik.
“Kebebasan kami itu setelah menjadi anggota partai diatur oleh organisasi. Kebebasan dalam konteks politik ya. Kalau urusan pribadi dalam masalah keluarga, kan partai tidak ngurusin. Tapi kalau urusan politik bicara soal presiden, wakil presiden, itu kan urusan organisasi, sebagai anggota partai kan,” katanya.
Namun, usai melakukan pemanggilan, PDIP ternyata tidak menjatuhkan sanksi untuk Budiman. Hal ini diungkapkan Komarudin setelah meminta klarifikasi kepada Budiman di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, pada 28 Juli 2023. Komarudin mengakui kedatangan Budiman ke rumah pribadi Prabowo bukan untuk menyampaikan dukungan di Pilpres 2024. Kepada dia, Budiman mengaku hanya ingin melakukan konsolidasi terhadap dua sosok yang saat ini akan maju sebagai Capres.
“Tidak (ada sanksi), hanya memberi peringatan untuk kembali ke garis organisasi. Ya niatnya dia bukan untuk dukung Pak Prabowo, sebenarnya dia ingin supaya ada konsolidasi calon yang dianggap sebagai calon reformasi, katakanlah begitu,” ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang juga adik Prabowo mengatakan Budiman memang cenderung terlihat mendukung Prabowo sebagai Capres 2024. Hashim yakin akan kesimpulannya tersebut usai dua jam berbincang dengan Budiman.
“Dua jam saya diskusi. Saya curiga, saya sangat surprises. Ini apa betul orang yang namanya Budiman, yang dulu berseberangan dengan Pak Prabowo mau dukung Pak Prabowo?” kata Hashim dalam acara Pembekalan Materi dan Konsolidasi Relawan Prabowo pada 10 Agustus 2023.
Sementara itu, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menyebut ada perpecahan di internal partai banteng. Sinyal perpecahan ini menguat setelah kader PDIP yang secara tersirat mendukung Prabowo kian bertambah. Setelah Effendi, kini giliran Budiman. Hal ini menunjukkan tak semua kader mendukung Ganjar.
“Kader senior PDIP semakin berani menunjukkan sikap berbeda dengan Capres yang diputuskan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri,” kata Jamiluddin dalam keterangannya pada 20 Juli 2023. (*)
Sumber: Tempo