BERITAALTERNATIF.COM – Angka pengangguran di Indonesia mencapai 8,42 juta orang per Agustus 2022. Padahal, realisasi investasi mencapai Rp 1.207 triliun alias melampaui target Rp 1.200 triliun pada 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Agustus 2022 mencapai 5,86 persen alias 8,42 juta orang. Dengan begitu, ada sekitar 6 orang penganggur dari 100 orang angkatan kerja.
Berdasarkan persebaran wilayahnya, Jawa Barat (Jabar) menempati urutan pertama wilayah dengan jumlah pengangguran terbanyak. BPS mencatat pengangguran di Jabar mencapai 8,31 persen pada Agustus 2022.
Meski tercatat sebagai provinsi penyumbang pengangguran tertinggi, tren pengangguran di Jabar menurun dari tahun ke tahun. Pada Agustus 2020, Jabar menyumbang 10,46 persen pengangguran, lalu turun ke 9,82 persen pada Agustus 2021, sampai akhirnya menyentuh angka 8,31 persen pada tahun lalu.
Berikut 10 daerah atau provinsi dengan pengangguran tertinggi di Indonesia versi BPS per Agustus 2022:
1. Jawa Barat (8,31 persen)
2. Kepulauan Riau (8,23 persen)
3. Banten (8,09 persen)
4. DKI Jakarta (7,18 persen)
5. Maluku (6,88 persen)
6. Sulawesi Utara (6,61 persen)
7. Sumatra Barat (6,28 persen)
8. Aceh (6,17 persen)
9. Sumatra Utara (6,16 persen)
10. Kalimantan Timur (5,71 persen)
Jika dirinci berdasarkan jenis kelamin, ada 5,93 persen pengangguran laki-laki dan 5,75 persen lainnya wanita. Meski begitu, BPS mencatat TPT pada 2022 turun ketimbang Agustus 2021, yakni 0,81 persen untuk laki-laki dan 0,36 persen wanita.
Sedangkan berdasarkan kelompok umur, penduduk berusia 15-24 tahun tercatat dalam kategori TPT sebesar 20,63 persen pada 2022. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan penduduk usia 25-29 tahun (3,36 persen) dan 60 tahun ke atas (2,85 persen).
Sedangkan jumlah pengangguran dari 2020 hingga 2022 masih banyak tersebar di perkotaan. Ada 7,74 persen TPT di perkotaan pada Agustus 2022, berbanding dengan 3,43 persen TPT di pedesaan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui faktor melimpahnya pengangguran RI karena jumlah tenaga kerja yang terserap lebih rendah. Pasalnya, investasi saat ini lebih banyak menuju capital intensive alias padat modal.
Airlangga mengatakan perusahaan butuh biaya modal lebih tinggi ketimbang kebutuhan biaya untuk tenaga kerja. Modal yang dimaksud merujuk pada mesin penyokong produksi, seperti mesin, perlengkapan, dan lainnya.
“Oleh karena itu yang didorong pemerintah adalah UMKM dan entrepreneurship. Nah, UMKM dan entrepreneurship ini didorong lewat Perppu Ciptaker,” kata Airlangga di Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2023).
Ia menyebut aturan itu mempermudah UMKM dan pengusaha untuk membentuk PT perseorangan. Dalam aturan terdahulu, pembentukan PT dibutuhkan modal minimal Rp 50 juta. Namun, kini dengan modal lebih kecil pun bisa dilakukan.
Di lain sisi, ia menyebut banjir investasi RI masih relevan untuk mengatasi masalah pengangguran. Terlebih, pemerintah akan mendorong investasi yang masuk sebesar Rp 1.400 triliun pada 2023 ini.
“Pengangguran itu diatasi dengan investasi. Investasi ini tahun ini kita dorong Rp 1.400 triliun. Kemarin dalam KEM PPKF (Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal) kita harap bisa meningkat sampai Rp 1.600 triliun,” tandasnya. (*)
Sumber: CNN Indonesia