Search
Search
Close this search box.

Tujuh Resolusi agar Pemuda Menggapai Kesuksesan dalam Karier dan Bisnis

Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Untuk menjadi orang beruntung, diperlukan cara berpikir yang benar. Pasalnya, cara berpikir benar akan menentukan tindakan seseorang.

Hal ini disampaikan oleh Prof. Rhenald Kasali di kanal Youtube pribadinya yang dikutip beritaalternatif.com pada Kamis (26/1/2023) siang.

“Kalau kita melangkah, itu tidak bisa terlepas dari apa yang kita pikirkan. Apa yang kita pikirkan ini akan menentukan apa yang kita lakukan. Apa yang kita lakukan akan menentukan hasil yang kita capai,” jelasnya. Karena itu, Rhenald menyarankan agar setiap orang memperbaiki pikirannya.

Advertisements

Pada tahun 2023, ia memberikan tujuh saran kepada para pemuda agar dapat menggapai kesuksesan di masa depan: pertama, dalam membangun karier, terdapat dua tipe manusia, salah satunya mereka yang mencari uang. Kemudian, mereka yang membangun nama.

Seseorang yang membangun nama memerlukan waktu yang panjang untuk mendapatkan uang, namun suatu waktu ia akan dikejar oleh uang.

“Orang yang cari uang belum tentu mendapatkan uang. Dia akan kecapean. Dia akan berpikir, ‘kerja di mana lagi ya’,” terangnya.

Orang yang mencari uang dalam hidupannya akan mencari pekerjaan yang menghasilkan banyak uang. Ia pun berusaha keras mendapatkan pekerjaan yang bergaji tinggi.

Setelah mendapatkan pekerjaan, yang dicontohkan Rhenald bergaji Rp 15 juta, sewaktu-waktu ia dapat diberhentikan dari pekerjaannya.

“Setelah itu belum tentu Anda mendapatkan pekerjaan yang bergaji Rp 16 juta, Rp 18 juta, Rp 20 juta,” jelas dia.

Rhenald mengaku kerap menemukan orang-orang yang melamar pekerjaan di lembaga yang dikelolanya, yang sebelumnya memiliki gaji hingga Rp 20 juta per bulan.

Orang-orang yang mencari uang, sambung dia, sewaktu-waktu akan mengalami keletihan. Karena itu, ia menyarankan setiap orang tak mencari pekerjaan dalam membangun karier.

“Cari juga brand. Karena brand di mana Anda bekerja pertama kali itu akan menentukan Anda akan memiliki kualifikasi seperti apa,” katanya.

Kedua, perbaiki daya juang. Saat ini, kata Rhenald, kaum muda memiliki daya juang yang rendah. Daya juang para pemuda kini tak sekuat generasi sebelumnya.

Ia berpendapat, kondisi seperti ini dapat menjadi peluang bagi para pemuda yang memiliki daya juang tinggi.

“Perbaiki daya juang Anda. Jangan mudah menyerah. Jangan buru-buru baper. Buang semua rasa cemas, insecurity, mudah tersinggung. Jangan sampai di hari tuanya Anda seperti orang-orang tua yang jiwanya kekanak-kanakan,” terangnya.

Pemuda yang tak memiliki daya juang tinggi bisa muncul karena mentalitasnya tidak terbentuk dengan baik. Walaupun orang tuanya telah berjuang keras untuk meningkatkan gelar akademiknya, tapi kemandirian dan kerja keras tak terbentuk dalam dirinya.

Rhenald mengatakan, meskipun pemuda berasal dari orang tua yang mapan, ia harus mengambil sikap untuk mandiri dalam membangun kehidupannya.

“Bangun kemandirian dan kemudian beri yang terbaik dalam hidup Anda, pekerjaan, dan usaha. Berhenti menjadi pengemis atau orang yang suka minta-minta,” imbuhnya.

Kata dia, kendaraan terpenting dalam hidup setiap orang bukanlah ijazahnya, tapi dirinya sendiri. Ia mengaku selalu menekankan kepada mahasiswanya di Universitas Indonesia agar tak membanggakan dan menjual almamaternya dalam membangun karier.

“Yang Anda jual bukan ijazah Anda. Ijazah hanya mengantarkan Anda untuk mendapatkan sesuatu. Selebihnya, berjuanglah dengan diri Anda,” ujarnya.

Bila sesuatu terlihat mudah dalam pekerjaan seseorang, kata dia, sejatinya hal itu muncul karena ia telah melewati masa-masa sulit.

Momen-momen yang sulit akan membuat seseorang dengan mudah menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. “Karena dia sudah melewati masa-masa yang susah. Jadi, jangan takut melewati masa-masa susah,” ucapnya.

Ketiga, tidak ada tempat bagi orang yang tidak bisa dipercaya. Rhenald mengaku acap memberhentikan seseorang yang tak bisa dipercaya.

“Orang itu kerjanya bagus, tapi tidak bisa dipercaya. Ibaratnya, emas diuji dengan api, manusia diuji dengan uang,” jelasnya.

Meskipun uang tersebut hanya Rp 100 ribu, tapi seseorang tak bisa dipercaya untuk mengelolanya, maka ia tidak akan bisa diberikan amanah untuk mengelola uang dalam jumlah besar.

“Yang Rp 100 ribu saja enggak bisa dipercaya, bagaimana dengan uang yang Rp 1 juta, Rp 10 juta, Rp 100 juta. Yang Rp 100 ribu saja dikorupsi. Yang Rp 100 ribu saja dipersoalkan,” terangnya.

Ia pun menyarankan kepada setiap orang tua untuk memperbaiki karakter anak-anak mereka. Pasalnya, karakter ibarat fondasi yang mencengkeram ke dalam tanah, sehingga menentukan ketinggian bangunan. “Jadi, resolusi yang ketiga, perbaiki karakter,” sarannya.

Keempat, ijazah bukanlah penentu kesuksesan, apalagi sertifikat kursus. Ia mengaku heran dengan orang-orang yang kerap memasang gelar akademiknya. Padahal, bisa saja pemilik gelar tersebut memasang gelar tertingginya.

“Yang terpenting apa yang bisa Anda lakukan dengan gelar dan ilmu Anda. Bukan untuk mengimpresi. Menurut saya, penentu keberhasilan bukan ijazah, tapi karakter,” katanya.

Selain karakter, seseorang harus membangun kecerdasan. Kecerdasan, sambung dia, sejatinya dapat dibentuk sejak dini dengan cara mengonsumsi makanan-makanan yang sehat dan bergizi.

“Dan tentu saja kita harus banyak membaca, membangun kreativitas dan mental. Kita hadapi kesulitan,” jelasnya.

Seseorang yang ingin berhasil dalam kariernya harus juga membaca alam; tidak hanya membaca buku. Ia mesti berusaha memahami cara Tuhan menciptakan alam dan manusia.

Kelima, tak mengandalkan pengetahuan yang didapatkan secara instan seperti di media sosial. Kata Rhenald, setiap orang bisa saja memanfaatkan platform media sosial untuk mendapatkan pengetahuan, tapi ia harus mendalaminya.

“Jadi, instan oke, tapi kemudian kita harus eksplor. Cari sumber aslinya. Cari lagi kepada orang lain. Kemudian kita dalami dan kita jadikan pelajaran,” sarannya.

Jika belum berhasil mengerjakan sesuatu, ia menyarankan seseorang mengubah sesuatu. Bila seseorang membuka warung, ia harus membangun sesuatu yang inovatif dan berbeda dari warung kebanyakan orang.

Seseorang juga harus mengubah lingkungannya. Rhenald menceritakan bahwa banyak pengusaha yang sukses karena mengubah lingkungan pergaulannya.

“Kalau Anda tidak suka dengan hasil yang Anda capai, ubah siapa yang menjadi teman-teman Anda. Ubah lingkaranmu. Barangkali di situ kau akan melihat sesuatu yang baru,” imbuhnya.

Keenam, jangan terlalu percaya dengan filter di sekitar Anda. Setiap orang yang ingin sukses harus menguji kebenaran serta menggunakan panca indranya untuk menguji sesuatu.

“Jangan hanya percaya pada satu telinga. Ada dua telinga. Kita diberikan dua telingan untuk mendengarkan lebih banyak, dan tentu saja kita harus menguji kebenaran di sini dan di tempat lain,” katanya.

Seseorang juga diberikan dua mata oleh Tuhan karena ia didorong untuk lebih banyak membaca sebelum membagikan sesuatu kepada orang lain.

“Orang yang membangun brand selalu mnenjaga validity dan reliability. Jadi, ambillah orang-orang yang bisa memberikan informasi yang valid, dan pilih orang-orang yang benar-benar termotivasi dan mau maju,” ucapnya.

Ketujuh, berhati-hati dengan resesi perekonomian global. Hal ini telah diramalkan oleh banyak ahli ekonomi dunia.

Rhenald menekankan bahwa orang-orang yang ingin berhasil di masa depan tidak boleh mengabaikan ramalan tentang resesi perekonomian dunia.

Global economic recession pasti akan berdampak, dan tentu saja jangan sampai dampaknya itu kemudian menjadi trust recession. Trust recession belum datang, Anda mengurung diri, dan akhirnya bisnis Anda benar-benar mati,” jelasnya.

Ia menekankan, resesi ekonomi global harus membentuk motivasi bagi setiap orang untuk bekerja lebih keras lagi dibandingkan sebelumnya.

Ketika terjadi resesi dalam skala yang lebih besar, lanjut Rhenald, maka orang-orang terpandang dan kuat yang tidak waspada akan menjadi pecundang.

“Pada saat terjadi resesi, kita bisa memisahkan mana pengusaha sejati yang bisnisnya riil dengan pengusaha yang kita puja-puja, ternyata mereka banyak menggoreng dan banyak sekali melakukan sesuatu yang sifatnya fake, tidak terpuji, dan lain sebagainya. Jadi, mari kita bersungguh-sungguh dalam bekerja,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ufqil Mubin

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA