BERITAALTERNATIF.COM – Ribuan nabi sudah diutus oleh Allah Swt di muka bumi ini. Mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan sempurna, membimbing umat-umat mereka, menuntun ke jalan yang lurus dan mengajarkan nilai-nilai keluhuran. Dari mereka terbangun masyarakat yang beriman, bertauhid, dan berlandaskan keadilan.
Di antara mereka seperti Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa as diistimewakan atas yang lainnya, dengan kitab-kitab samawi yang Allah turunkan kepada mereka. Di dalamnya memuat hukum-hukum individual, sosial, moral dan lainnya, serta undang-undang yang sesuai dengan situasi dan kondisi masa itu.
Namun kemudian sebagian dari kitab-kitab itu ada yang hilang, teks-teks maupun makna-maknanya di-tahrif. Sebagai akibatnya, ajaran-ajaran agama samawi menjadi samar dan memudar.
Dapat kita lontarkan pertanyaan kepada mereka: “Apakah Taurat dan Injil (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) yang beredar di masyarakat sekarang ini, adalah yang dahulu diturunkan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa (as)?”
Dalam keagamaan yang mengalami distorsi demikian, di sebelah sana sebuah kumpulan besar yang dikenal dengan masyarakat Arab Jahiliyah. Bagaimana kondisi mereka pada masa itu yang kemudian Allah Swt mengutus Nabi Muhammad Saw, dijelaskan oleh Sayidina Ali kw:
“Allah mengutus rasul-Nya di masa telah jauh jaraknya dari masa para rasul sebelumnya. Kala itu, umat manusia dalam terlelap berkepanjangan. Fitnah dan kerusakan menjalar ke mana-mana. Peperangan terus terjadi. Kemaksiatan dan kebodohan menyelimuti dunia. Kesombongan berdiri mengangkang. Dedaunan pohon kehidupan layu menguning, tak berbuah karena kekeringan. Sinar hidayah sudah lama mati. Berkibar bendera kesesatan”.
“Dunia, keburukannya menyerang umat manusia dengan muka masam terhadap si pengejarnya; buahnya adalah fitnah; makanannya adalah bangkai; slogannya adalah rasa takut dan tempat berlindungnya adalah pedang.”
Pembuktian Kenabian Muhammad Saw
Pengutusan seorang nabi oleh Allah Swt kepada umatnya, untuk membuktikan kebenaran klaimnya ketika ia datang kepada mereka sebagai utusan-Nya, dapat mereka tempuh dengan tiga jalan:
Pertama, melalui biografinya dengan merujuk pada bukti-bukti yang meyakinkan. Kedua, melalui kabar dari rasul-rasul sebelumnya. Ketiga, melalui mukjizatnya.
Tiga jalan atau persyaratan kebenaran akan klaim tersebut telah dipenuhi Nabi Muhammad Saw. Masyarakat Mekah di masa kehadirannya selama 40 tahun di tengah mereka, menyaksikan Muhammad Saw dari dekat bagaimana beliau dalam menjalani hidupnya, dari masa kecil hingga masa kenabian.
Tak satu titik aib pun yang mereka dapati dari dirinya yang hidup dalam penuh kemuliaan. Mereka mengenalnya sebagai seorang yang tak pernah berdusta, tetapi selalu jujur dan amanah, hingga beliau mendapat julukan “al-amin” (yang terpecaya) dari mereka.
Di samping itu, terdapat kabar dari para nabi sebelumnya tentang kedatangan seorang (yang ciri-cirinya) ada pada diri beliau Saw, sehingga sejumlah orang dari Ahlulkitab menantikan saat kehadirannya.
Allah berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa mukjizat dan bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”
Kaum musyrik Arab dikabari oleh mereka bahwa: Sebentar lagi akan datang seorang nabi dari anak keturunan Nabi Ismail as. Nabi itu akan membenarkan nabi-nabi sebelumnya dan agama-agama tauhid.
Bahkan sebagian tokoh agama Yahudi dan Nasrani telah beriman kepada nabi tersebut berdasarkan kabar gembira itu, dan karena hawa nafsu, sebagian dari mereka menolak untuk memeluk agama Islam.
Mengenai mereka ini, Allah berfirman: “Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka bahwa para ulama bani Israil telah mengetahuinya?”
Adapun mukjizat-mukjizat Rasulullah Saw, kitab-kitab sejarah dan hadis yang secara sanad di atas kemutawatiran, berbicara mengenainya. Satu mukjizat beliau yang Allah Swt kehendaki keasliannya terpelihara dan mengabadi untuk selamanya serta menjadi bukti atas kebenaran Nabi Muhammad Saw bagi seluruh manusia di sepanjang masa, yaitu kitab suci Alquran.
Kemukjizatan Alquran
Alquran satu-satunya kitab samawi yang dengan tegas menyatakan bahwa: Tak seorang pun yang mampu mendatangkan kitab sepertinya, sekalipun seluruh manusia dan jin berkumpul untuk melakukan hal itu. Mereka bahkan tidak akan mampu untuk membuat sepuluh surat, atau bahkan lagi sekalipun satu surat pendek walau hanya satu baris saja.
Allah berfirman: Atau (patutkah) mereka mengatakan, “Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah, “(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surah seumpamanya dan panggillah siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Itulah tantangan dari Alquran terhadap seluruh manusia, apakah mereka bisa melakukannya. Ketidakmampuan mereka untuk mendatangkan hal yang sama dan memenuhi tantangan itu menjadi bukti atas kebenaran kitab suci Alquran dan risalah Nabi Muhammad Saw dari Allah Swt (QS: al-Baqarah 23-24).
Dengan demikian, Alquran membuktikan dirinya sebagai mukjizat yang dibawa dan telah disampaikan oleh Rasulullah Saw kepada umatnya, dan juga menjadi bukti yang kuat atasnya hingga akhir masa.
Sampai saat ini pun, dari sejak empat belas abad yang lalu, ayat-ayatnya dilantunkan. Suara lantunan kalam ilahi selalu terdengar dan terus menggema di tengah umat ini. (*)
Sumber: Safinah Online