Oleh: Ibrahim Amini*
Selama beberapa minggu pertama setelah kelahiran, anak akan tidur sepanjang waktu. Ia akan tidur sekitar 20 jam sehari. Namun, itu akan berkurang seiring bertambahnya usia. Kebutuhan istirahat dan tidur bagi bayi tak dapat dihalangi. Gangguan dan kegaduhan akan menyebabkannya tak dapat beristirahat dan gelisah.
Bayi memerlukan suasana yang tenang, agar dapat tidur nyaman. Terlalu banyak pelukan, ciuman, menggendong, dan memperlihatkannya pada tamu akan mengusik ketenangannya.
Suasana ramai dan suara berisik televisi maupun radio dapat mengganggu kenyamanannya. Kenyenyakan tidurnya tak semestinya terganggu oleh tindakan sembrono. Ia tak semestinya dibawa berkeliling bila tidak diperlukan sekali. Jika praktik-praktik seperti itu terus dilakukan, niscaya akan menyebabkan anak berwatak keras dan mudah marah.
Bayi tak menyukai suasana gaduh dan dibawa keliling. Oleh karena itu, mesti diperhatikan agar lingkungan benar-benar bebas bising, dan bayi pun tak dibawa berkeliling bila tidak diperlukan sekali. Bayi lebih suka berada di pangkuan ibu atau dalam ayunan, di mana dirinya dapat terayun lembut, sehingga membuatnya merasa nyaman.
Dengan gerakan ayunan itu, bayi merasa bahwa dirinya berada di sekitar orang-orang yang memberikan perawatan kepadanya. Namun, bila tak ada gerakan ayunan, maka ia akan merasa terasing (atau kesepian).
Karena, rahim ibu menyerupai ayunan, di mana bayi (atau janin) selalu bergerak. Sehingga, ketika datang ke dunia, ia pun ingin bergerak. Apalagi bila disertai dengan senandung ninabobok ibunya; maka ini akan menambah kenyamanannya.
Tahun pertama anak di dunia ini merupakan periode pelatihan tubuh dan anggota badannya. Anak menyukai gerak. Karenanya, ia kerap menggerak-gerakkan anggota tubuhnya ke mana-mana.
Oleh sebab itu, pakaiannya jangan sampai ketat, dan harus terbuat dari kain yang lembut. Mengenakannya pakaian berlapis-lapis akan menghalangi keleluasaan geraknya dan membuatnya kesal.
Sehingga, tak ada alternatif lain baginya selain menangis, yang akan menjadi awal pembentukan watak keras dan mudah marah. (*Tokoh Pendidikan Islam)