beritaalternatif.com – Dalam sebuah perjalanan mengelilingi ribuan hektare lahan yang ditanami kelapa sawit, Supiani begitu bersemangat menjelaskan beragam usaha yang dijalankan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Payang Sejahtera.
Ia juga memperlihatkan beragam bidang usaha yang tengah dikelolanya bersama pengurus BUMDes Payang Sejahtera, yang antara lain pengolahan pupuk kompos, penyaluran pupuk, penyediaan air bersih, hingga pengangkutan kelapa sawit ke pabrik Crude Palm Oil (CPO) yang jaraknya sekitar 15 kilometer dari Kantor Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Nama BUMDes Payang Sejahtera memang tengah naik daun setelah berhasil menjadi badan usaha yang memiliki omzet Rp 14 miliar pada tahun 2021. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari tangan dingin Supi dalam melihat peluang, mengelola usaha, hingga membangun tim yang solid.
Dalam kesempatan pertemuan di Kantor BUMDes Payang Sejahtera, Supi yang kini menjabat sebagai Direktur Operasional, mengisahkan perjalanan panjangnya mendirikan, menjalankan, dan membangun badan usaha yang kini telah mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional tersebut.
Pada Maret 2013, Pemerintah Desa (Pemdes) Sungai Payang berencana mendirikan BUMDes yang mencontoh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) BUMDes di salah satu desa di Kecamatan Muara Kaman, Kukar.
Rencana ini pun ditindaklanjuti melalui Musyawarah Desa (Musdes), yang agenda utamanya memilih Direktur BUMDes Payang Sejahtera. Dari tiga orang yang dicalonkan, Supi kemudian terpilih untuk memimpin badan usaha itu.
Kala itu, Supi diminta secara khusus untuk mencalonkan diri sebagai Direktur BUMDes tersebut. Dari tiga calon itu, ia merupakan calonkan termuda. Dua orang lainnya, Danileus Nion dan Muhammad Yayan, merupakan “tokoh senior” di Desa Sungai Payang.
Dalam Musdes itu, proses pemilihan dilakukan dengan cara voting. “Pemilihannya pakai kertas gitu. Akhirnya saya yang terpilih,” ungkap Supi saat ditemui di Kantor BUMDes Payang Sejahtera baru-baru ini.
Sebelum menjadi Direktur Operasional BUMDes Payang Sejahtera, Supi sudah malang melintang di dunia usaha perkayuan. Aktivitas rutinnya, ia menghimpun kayu di Sungai Payang, kemudian membawanya ke Kota Samarinda dan Kota Bontang.
“Saya juga punya jasa pembuatan kusen. Sampai saat ini masih bertahan,” bebernya.
Sebelum memimpin BUMDes, Supi juga sudah memiliki usaha berbadan hukum CV, yang bergerak di berbagai bidang.
Segera setelah ia ditunjuk sebagai Direktur Operasional BUMDes Payang Sejahtera, sebuah perusahaan swasta tengah gencar “memproklamirkan” niat mereka membuka perkebunan kelapa sawit di Sungai Payang.
Bagian Humas perusahaan itu pun gencar mengajak warga bekerja sama. Warga diminta menyerahkan lahan mereka untuk dikelola menjadi kebun kelapa sawit. Lahan warga akan dijadikan perkebunan plasma.
Supi melihat hal ini sebagai peluang yang dapat “ditangkap” oleh BUMDes Payang Sejahtera. “Tetapi waktu itu BUMDes belum ada modal,” ungkapnya.
Dia pun berinisiatif memberikan modal untuk BUMDes tersebut. Bermodal itu pula Supi “melamar” berbagai peluang usaha di perusahaan kelapa sawit tersebut.
Berbagai proyek bermunculan seiring perusahaan kelapa sawit itu beroperasi di Sungai Payang. Salah satunya, pembangunan mes untuk karyawan.
“Di sini kita sudah mulai menghadapi kendala di legalitas atau perizinan. Waktu itu BUMDes belum punya NPWP dan SIUP,” ungkapnya.
Ia tak kehabisan akal. Supi bersama Pemdes Sungai Payang mendatangi Dinas Pelayanan dan Perizinan Satu Pintu Kukar serta bagian perpajakan untuk menanyakan syarat-syarat pembuatan NPWP dan SIUP BUMDes tersebut.
Pada saat bersamaan, proyek di perusahaan terus berjalan. Dia pun mengambil keputusan. Ia menggandeng perusahaannya untuk “menangkap” berbagai proyek di perusahaan kelapa sawit itu.
“Waktu itu modalnya dari saya sendiri karena desa juga belum ada program untuk penyertaan modal. Jadi, di awal saya terpilih sebagai Direktur, enggak ada sama sekali yang namanya modal dari desa,” bebernya.
Supi tergerak mengembangkan BUMDes tersebut karena tertantang untuk membayar ketidakpercayaan sejumlah pihak yang meragukan kemampuannya dalam menjalankan usaha desa tersebut.
Dengan menggandeng perusahaannya, ia dapat mengerjakan berbagai proyek yang ditawarkan perusahaan kelapa sawit di Sungai Payang. Namun, tim BUMDes Payang Sejahtera tetap memiliki peran strategis dalam berbagai kegiatan usaha ini.
Pada November 2013, usaha mereka mulai menuai hasil. Secara bertahap BUMDes Payang Sejahtera menyetor Pendapatan Asli Desa (PADes) ke Pemdes Sungai Payang.
“Waktu itu kalau ada hasil, saya kasih 25% untuk PADes. Cuma mungkin tidak tercatat di desa karena mungkin regulasi juga belum mengaturnya,” jelas dia.
Keuntungan usaha yang disetorkan ke desa bervariasi: dari Rp 18 juta hingga Rp 22 juta per bulan. Besarannya bergantung pada pendapatan bulanan BUMDes.
Saat itu, tim BUMDes masih berbentuk struktur inti seperti ketua, sekretaris, bendahara, dan koordinator lapangan.
Sementara perusahaan yang dikelolanya telah melibatkan banyak warga Sungai Payang. Salah satunya dalam kegiatan penimbunan jalan perusahaan kelapa sawit.
Semula truk di Sungai Payang hanya berjumlah 2 unit. Kemudian, setelah BUMDes mendapatkan pekerjaan pengangkutan, warga berbondong-bondong mengkredit truk.
“Dulu saya sering ditelepon pihak leasing. Karena warga menjadikan pekerjaan dengan kami sebagai jaminan. Makanya sekarang mungkin sudah 30 unit mobil di kampung ini,” ungkapnya.
Disinggung kiatnya membangun BUMDes tersebut, Supi menjawabnya dengan senyuman.
Perjalanan pulang setelah mengelilingi berbagai usaha BUMDes Payang Sejahtera telah membentuk keakraban di antara kami.
Sembari menyetir mobil, sesekali Supi berkisah hal-hal yang mengundang tawa. Namun, pertanyaan-pertanyaan yang tergolong “berat” terkait BUMDes masih dapat dijawabnya dengan mudah.
“Mungkin ini hasil dari kerja keras tim kami. Termasuk dari Kepala Desa. Pak Rusdin. Beliau yang paling banyak berperan membangun BUMDes ini. Saya kira, ini juga kerja keras yang dilandasi keikhlasan,” ucapnya. (*)
Penulis: Ufqil Mubin