BERITAALTERNATIF.COM – Laju inflasi tahunan pada Juni 2023 diperkirakan turun ke level terendah dalam setahun terakhir.
Namun, terdapat dua sektor yang digadang-gadang masih menjadi pendorong terjadinya inflasi pada bulan lalu.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2023 akan turun ke kisaran 3,44 hingga 3,54 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara secara bulanan, inflasi IHK diperkirakan mencapai 0,1 hingga 0,2 persen (month-to-month/mtm).
“Inflasi Juni diperkirakan tetap rendah. Secara month-to month di kisaran 0,1 hingga 0,2 persen. Hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Mei,” katanya, Minggu (2/7/2023).
Faisal menjelaskan, pendorong utama inflasi pada periode tersebut diperkirakan berasal dari kelompok makanan dan minuman serta transportasi. Inflasi pada kedua sektor tersebut sebagian juga dipicu oleh momentum libur dan Iduladha.
Dengan demikian, tingkat inflasi secara tahun berjalan diperkirakan mencapai 1,2 hingga 1,3 persen (year-to-date/ytd) pada Juni 2023.
Menurut dia, tekanan inflasi masih berpotensi meningkat meski telah kembali ke kisaran target Bank Indonesia (BI) 2-4 persen.
Tekanan tersebut berasal dari ancaman El Nino yang akan mendorong kenaikan inflasi pangan volatile food. Selain itu, ia menilai perlu diwaspadai juga rendahnya tingkat inflasi pada periode tersebut mengindikasikan pelemahan permintaan domestik.
Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi pada Mei 2023 telah turun mencapai batas atas target BI di tingkat 4 persen (yoy).
Tingkat inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 4,33 persen (yoy), terutama dipicu oleh normalisasi permintaan setelah periode Ramadan dan Idulfitri.
Kelompok volatile food pada Mei 2023 secara tahunan mencatatkan inflasi sebesar 3,28 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada April 2023 yang sebesar 3,74 persen (yoy).
Inflasi inti pada Mei 2023 juga tercatat rendah sebesar 2,66 persen (yoy), dibandingkan dengan inflasi pada April 2023 sebesar 2,83 persen (yoy).
Sementara itu, pada periode yang sama, kelompok harga yang diatur pemerintah atau administered prices mengalami inflasi sebesar 9,52 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi April 2023 sebesar 10,32 persen (yoy). (*)
Sumber: Bisnis.com