beritaalternatif.com – Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa gugurnya wartawati Al Jazeera Shireen Abu Aqleh di tangan tentara Israel meninggalkan pesan bahwa rezim Zionis perampas tanah Palestina ini mengancam semua orang. Rezim itu tak berubah meski beberapa negara Arab menormalisasi hubungan dengannya.
Ia menegaskan, pesan dari kejahatan ini sangat kuat bagi bangsa Palestina, bangsa-bangsa Arab dan seluruh dunia. Pesan terkuat dari gugurnya wanita teraniaya ini ialah bahwa dia adalah seorang Kristen.
Pesan itu mengatakan bahwa rezim pendudukan menyerang semua orang: Muslim dan non-Muslim.
“Semua orang terancam oleh kebijakan rezim rasis Israel yang tak berprikemanusiaan dan yang tak akan pernah berubah meski para penormalisasi melakukan apa pun,” ungkap Sayid Nasrallah dalam pidato televisi untuk festival pemilu Lebanon yang diselenggarakan Hizbullah, Jumat (13/5/2022).
“Shireen Abu Aqleh adalah orang yang menyaksikan ketertindasan bangsa Palestina serta kejahatan dan serangan terhadap bangsa ini, dan kini dia menjadi martir tertindas dalam kejahatan itu, dan sang saksi pun menjadi martir yang teraniaya,” lanjutnya.
Sayid Nasrallah menegaskan, pihak yang seharusnya paling merasa hina dan malu ialah para penormalisasi, darah Abu Aqleh adalah corengan batu arang untuk wajah mereka dan para antek mereka yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Seperti diketahui, Shireen Abu Aqleh gugur terkena peluru di bagian kepala, sementara rekannya, Ali Al-Samudi, menderita luka terkena tembakan di bagian bahu ketika keduanya bersama para wartawan lain meliput peristiwa serbuan pasukan Zionis Israel di Jenin, Tepi Barat, Rabu (11/5/2022). (*)
Sumber: Liputan Islam