Listen to this article
Oleh : Muhsin Labib
“Keranda malam” bergerak membedah kabut malam menyusuri bukit-bukti pasir Madinah hingga suatu tempat tak bernama.
“Keranda malam” meninggalkan hiruk pikuk pesta “dagang sapi” di Pendawa Saqifah
“Keranda malam” membawa prasasti abadi “Sang Demonstran”
Bagai merpati
ia menari
melayang-layang
melukis angkasanya
Bagai merpati
ia tersentak
dihadang kawanan gagak
merekahlah lukanya
Bagai merpati
ia terhuyung
menukik jatuh
mengalirlah darahnya
Bagai merpati
ia menengadah
tertunduk lesu
mengucurlah derainya
Bagai merpati
terseok-seok
berusaha bangkit
menguaplah asanya
Bagai merpati
ia memekik parau
bertanya-tanya
itukah rekan induknya
Bagai merpati
ia terkulai lemah
menggelepar-gelepar
melesatlah nyawanya
Advertisements