BERITAALTERNATIF.COM – PM Yaman Abdulaziz bin Habtour pada 12 Juni lalu mengapresiasi rakyat negaranya yang telah tabah dan teguh menghadapi Koalisi Saudi selama 3 ribu hari.
“Apa yang dilakukan bangsa Yaman dalam spirit keteguhan mereka di hadapan Koalisi Agresor lebih besar dari yang dilakukan bangsa-bangsa lain selama berlangsungnya Perang Dunia I dan II,” kata Bin Habtour kepada stasiun televisi al-Masirah sebagaimana dilaporkan Fars.
Ia lalu melayangkan peringatan kepada Koalisi Saudi dengan mengatakan, “Kalian berada di hadapan sebuah perdamaian setara. Kami juga siap kembali bertempur. Kalian harus berhenti mempermainkan keutuhan teritori Yaman dan memberi sokongan finansial kepada para antek.”
Pada 6 April lalu, delegasi Saudi dan Oman melakukan perundingan dengan Pemerintah Yaman di Sanaa terkait solusi perpanjangan gencatan senjata dan perdamaian di Yaman.
Kata dia, setelah berlalunya 3 ribu hari, bangsa Yaman mampu menciptakan mukjizat. Pemimpin Revolusi Yaman telah menanam benih keteguhan ini di hati rakyat Yaman.
“Yaman adalah bagian efektif dari (Poros) Perlawanan yang menentang hegemoni Barat-Zionis atas seluruh Kawasan, terutama Palestina,” tegas Bin Habtour.
Di saat perang di Yaman mereda dan Riyadh serta Sanaa berusaha untuk mengadakan perundingan putaran kedua, perang selama 8 tahun ini masih menelan korban dan menimbulkan kerugian.
Kantor Koordinasi PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) beberapa waktu lalu mengumumkan bahwa jutaan ranjau merupakan kendala besar dalam pengiriman bantuan untuk rakyat Yaman serta mengancam kehidupan warga sipil.
Pada Februari lalu, Ansharullah Yaman mengumumkan bahwa selama 8 tahun perang, lebih dari 8 ribu warga Yaman tewas akibat ranjau, bom, dan mortir yang tersisa dari serangan Koalisi Saudi ke negara tersebut.
Sejumlah besar korban kehilangan nyawa karena bom-bom tandan (cluster); bom-bom terlarang yang kerap digunakan Koalisi Saudi, terutama di tahun-tahun awal perang.
Penggunaan bom-bom tandan ini memicu protes keras berbagai lembaga HAM. Bom jenis ini mencemari kawasan luas dan tidak meledak selama bertahun-tahun sampai kaki manusia atau binatang menginjaknya. (*)
Sumber: Poros Perlawanan