BERITAALTERNATIF.COM – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Unikarta Harianra menentang politik uang (money politic) di Pemilu 2024.
Menurut dia, politik uang membawa efek buruk bagi pesta demokrasi di Indonesia.
Selain itu, lanjut Hary, money politic menimbulkan efek buruh bagi masyarakat.
Ia menyebut politik uang telah mendarah daging dalam setiap pesta demokrasi di negeri ini.
“Praktik semacam ini telah berlangsung pada tahun-tahun sebelumnya; tidak hanya pada tahun ini,” terangnya kepada media ini, Selasa (23/1/2024).
Politik uang, sambung dia, digunakan oleh para politisi untuk semata-mata mendapatkan jabatan tetapi mengabaikan efek buruknya.
“Langka-langka inilah yang menyebabkan terjadinya korupsi,” ujarnya.
Efek buruk lainnya, sebut dia, politik uang bisa mengakar kuat di masyarakat karena sebagian di antaranya menjadikan transaksi dalam pesta demokrasi tersebut sebagai sarana untuk mendapatkan uang semata.
“Karena sudah terbiasa, jadi bisa saja dimanfaatkan sebagai mata pencaharian,” tegasnya.
Hary menegaskan, praktik yang mengancam demokrasi tersebut dinilai oleh sebagian peserta Pemilu sangat efektif untuk meraih jabatan di legislatif dan eksekutif.
Karena itu, ia menegaskan, politik uang hanya diterapkan oleh para politisi yang mempunyai modal finansial memadai.
Di sisi lain, mereka yang menjalankan politik uang di Pemilu tak sepenuhnya memperjuangkan aspirasi masyarakat setelah terpilih sebagai wakil rakyat maupun presiden dan wakil presiden.
Ia pun mendorong pemangku kebijakan seperti pemerintah, Komisi Pemilihan Umum, dan Badan Pengawas Pemilu lebih aktif melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait efek buruk money politic.
“Kita harus terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka paham sehingga bisa terhindar dari yang namanya politik uang,” ujarnya.
“Saya juga berharap kepada masyarakat agar lebih bijak lagi. Masyarakat yang bijak tidak akan terpengaruh dengan politik uang,” tutupnya. (hmd/fb)