Search
Search
Close this search box.

Ketua FPK Kukar Ingatkan Ancaman Lima Krisis di Indonesia

Listen to this article

Kukar, beritaalternatif.com – Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kukar, Marwan mengungkapkan, pada tahun 1952 Presiden Sukarno pernah mengingatkan bahwa di masa depan akan muncul lima krisis di Indonesia: politik, alat-alat kekuasaan negara, cara berpikir, moral, serta krisis kewibawaan.

Marwan mengatakan, krisis-krisis tersebut sudah terjadi di Indonesia saat ini. Ia mencontohkan wibawa pemerintah yang kian merosot di tengah masyarakat.

Untuk keluar dari berbagai krisis itu, ia mengingatkan kembali motivasi, dasar, dan tujuan pembentukan negara ini. Kata dia, Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, agama, dan budaya.

Advertisements

Negara ini pun ditopang empat pilar: NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Marwan menjelaskan, Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia.

“Adanya Pancasila menyatukan seluruh perbedaan di antara kita,” kata Marwan saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema Seminar Hari Pancasila Duta Damai Kutai Kartanegara baru-baru ini.

Ia menyebutkan, pilar persatuan Indonesia dibangun di atas perbedaan-perbedaan yang melingkupinya. Antara lain perbedaan suku, agama, dan bahasa.

Saat para pendiri bangsa ini mulai mencetuskan pendirian Indonesia sejak sumpah pemuda pada 1908 hingga proklamasi kemerdekaan pada 1945, mereka telah menegaskan negara ini dibangun di atas banyak perbedaan.

“Dulu tidak pernah ada orang yang mempersoalkan perbedaan. Dulu tidak pernah ada orang yang bertanya kenapa kamu jadi orang Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Sumatera, dan lain sebagainya,” kata Marwan.

Namun, akhir-akhir ini, perselisihan antar-kelompok masyarakat mengakibatkan mereka saling mempertanyakan latar belakang kesukuan dan kedaerahan. Hal ini mempertajam konflik dan perbedaan di masyarakat.

“Karena itu, mari kita ingat sumpah pemuda yang menegaskan satu bahasa dan satu tanah air. Sekali lagi perlu kita pupuk, bina, dan pertahankan semangat persatuan bangsa ini,” imbuhnya.

Selain itu, Marwan mengingatkan semua pihak agar tak melupakan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Pasalnya, semboyan ini nyaris dilupakan masyarakat.

“Kenapa? Karena hampir semua orang mementingkan kepentingan kelompok, pribadi, dan golongannya. Kita tidak dilarang untuk berkelompok dan berorganisasi. Tetapi apa pun latar belakangnya, mari kita bersatu,” ajaknya. (ln)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA