BERITAALTERNATIF.COM- Arfiah Rusli, salah seorang pendiri Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), menceritakan kisah perjuangannya mendirikan Unikarta bersama beberapa orang rekannya.
Kisah di balik pendirian kampus swasta ternama di Provinsi Kalimantan Timur tersebut disampaikannya pada momentum Dies Natalis Unikarta yang ke-40 tahun.
Ide pembentukan kampus ini tercetus atas keprihatinan Arfiah terhadap masyarakat Kukar yang tidak memiliki biaya untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi.
Ia dan beberapa orang rekannya yang berprofesi sebagai guru dan dosen pun bersepakat menginisiasi pendirian Kampus Ungu.
Dia menginginkan di Tenggarong terdapat lembaga pendidikan sekelas universitas yang dapat diakses oleh kalangan yang kurang mampu dari segi ekonomi.
“Banyak masyarakat yang kurang mampu di Kukar ini tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Jadi, terggerak hati saya untuk membantu,” ucap dia kepada awak media Berita Alternatif pada Selasa (28/5/2024).
Unversitas Mulawarman Samarinda yang menjadi tempat ia menempuh pendidikan tinggi sebagai salah satu sumber inspirasinya mendirikan Unikarta.
Dia menginginkan masyarakat Kukar juga mendapatkan peluang serupa tanpa perlu ke luar daerah untuk menempuh perkuliahan.
Kesulitan ekonomi masyarakat Kukar waktu itu serta persaingan antar calon mahasiswa untuk lolos seleksi yang semakin ketat kian memantapkan hati Arfiah bersama rekan-rekannya sesegera mungkin mengesahkan pendirian kampus swasta pertama di Kukar.
Ia mengaku senang banyak pihak yang ikut mendukung serta membantu pendirian universitas kabanggaan masyarakat Kukar tersebut.
Arfiah dan bebarapa inisiator pendiri Unikarta, termasuk suaminya yang saat itu menjabat sebagai ketua Yayasan Pendidikan Kukar (YPK), mengadakan studi banding ke beberapa kampus di berbagai daerah demi mematangkan konsep pendirian Unikarta.
Pada 26 Mei 1984, Unikarta dibantu oleh bupati Kukar saat itu berhasil mendapatkan surat keputusan pendirian Unikarta. YPK pun ditunjuk sebagai pengelola kampus tersebut.
Sejak awal dirintis, kata dia, Unikarta hanya mempunyai beberapa jurusan.
Sebelum sebesar dan semegah sekarang, Unikarta juga hanya memiliki satu kelas. Ruangan itu merupakan bekas markas sebuah organisasi di Kukar.
Ruangan sederhana itu, ungkap Arfiah, digunakan untuk menopang proses belajar mengajar pada awal-awal perintisan Unikarta sebelum kemudian diakui secara resmi oleh pemerintah daerah.
Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) merupakan fakultas pertama yang berdiri di Unikarta saat itu.
Ia terjun secara langsung sebagai pengajar mata kuliah bahasa Inggris di fakultas tersebut. Kala itu, tak ada satu pun dosen yang berani mengajar mata kuliah bahasa asing tersebut. “Jadi, hanya saya saja satu-satunya dosen yang mengajar mata kuliah itu,” ungkapnya.
Dia menyebut tenaga pengajar pada awal Unikarta berdiri berasal dari berbagai daerah dan universitas di Indonesia.
Ia mengaku tidak pernah mengalami kesulitan mencari dosen untuk mengajar di Kampus Ungu.
Niat yang tulus untuk mendapatkan ridho Allah serta keinginan kuat para pendirinya untuk membangun perguruan tinggi di Kukar membuat mereka tak begitu kesulitan mencari dosen untuk mengajar di kampus tersebut.
“Saya tidak perlu mencari ke sana ke mari dosen yang mau mengajar di Unikarta. Mereka yang datang sendiri. Guru-guru dan dosen kita beri kesadaran saja. Kita bangun daerah kita,” ujarnya.
Pada Dies Natalis Unikarta tahun ini, Arfiah berharap kampus kebanggaannya dapat bersaing dengan sejumlah kampus terkemuka di Provinsi Kalimantan Timur.
Dia mengaku bangga atas pencapaian Unikarta dalam memberikan pelayanan pendidikan, terutama menarik minat masyarakat di luar daerah untuk berkuliah di kampus tersebut.
Pembangunan Unikarta saat ini sudah melebihi ekspektasinya bersama rekan-rekannya selaku pendiri Unikarta.
Meski begitu, ia mengingatkan kepada para pengelola kampus tersebut agar tidak cepat puas atas pencapaian Unikarta.
Arfiah mendorong mereka untuk terus berpikir kreatif demi meningkatkan kualitas Unikarta agar bisa sejajar dengan kampus-kampus ternama di Indonesia.
“Saya mengharapkan Unikarta dapat lebih baik lagi. Jangan kurang dari ini. Ijazah yang didapat di Unikarta harus sama nilainya dengan yang didapat di kampus negeri,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ulwan Murtadho
Editor: Ufqil Mubin