BERITAALTERNATIF.COM – Perjuangan Muhammadin mendirikan Desa Bendang Raya yang terletak di Kecamatan Tenggarong tergolong panjang dan berliku.
Dia mengawalinya dengan membentuk kelompok tani di Desa Rapak Lambur. Belakangan, ia berpindah ke wilayah Bendang Raya untuk membentuk kelompok tani.
Pada tahun 1994, Muhammadin bersama kakaknya juga mendirikan sebuah kelompok tani di Mangkurawang dan Lamin Batu.
Laki-laki yang memiliki 7 orang anak ini juga pernah menjadi guru. Namun, ia mengaku tak memiliki bakat dan minat dalam profesi tersebut.
Kegemarannya justru bertani dan berladang. Karena itu pula ia bersama para petani di Tenggarong terus mengembangkan kelompok tani di Bendang Raya.
Semula, saat wilayah desa tersebut berbentuk hutan belantara, hanya ada satu kelompok tani di Bendang Raya. Kemudian, seiring waktu berjalan, berdirilah 5 kelompok tani.
Pria kelahiran tahun 1952 ini mengusulkan pembentukan desa baru kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kukar.
“Karena pada zaman itu ada sebuah program perwakilan pemekaran desa, pemekaran kelurahan, pemekaran kecamatan dan pemekaran kabupaten,” ungkapnya, Kamis (23/2/2023).
“Kita ikutlah di situ. Apa persyaratannya itu kita lengkapi semua. Pertama mengenai wilayah desa,” lanjutnya.
Pada tahun 1987, pihaknya bersama Pemda Kukar menetapkan tapal batas antara Kelurahan Mangkurawang, Loa Ipuh, Spontan Mangkurawang, dan Spontan Maluhu.
Bermodal tapal batas dan kesiapan warga tersebut, Bendang Raya pun dimekarkan menjadi desa persiapan setelah sebelumnya bergabung dengan Rapak Lambur.
Pada tahun 1997, pihaknya menetapkan kembali tapal batas antara Bendang Raya dengan Dusun Bengkuring dan Loa Ipuh Darat. Kemudian, tapal batas juga ditetapkan antara Bendang Raya dengan Desa Beloro dan Rapak Lambur.
Hal ini pun membuat Bendang Raya memenuhi persyaratan untuk menjadi desa definitif. Setelah perjalanan panjang dan berliku, pada tahun 2011 Bendang Raya ditetapkan sebagai desa definitif.
“Membentuk desa ini sampai bisa seperti sekarang enggak mudah, karena ini atas inisiatif pribadi saya dan kelompok tani,” katanya.
Walau begitu, Muhammadin tak mendaku pendirian Desa Bendang Raya atas kerja pribadinya. Keberhasilan dalam pembentukan desa ini tak terlepas dari bantuan warga serta koordinasi intensif dengan pemerintah daerah, khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Bagian Hukum Pemkab Kukar.
Semula, saat bergabung dengan Rapak Lambur, hanya terdapat 5 RT di Bendang Raya. Setelah dimekarkan, kini desa tersebut memiliki 10 RT.
“Saat kami bentuk dulu masalahnya banyak. Jalan masih berupa tanah dan belum ada badan jalan,” ungkapnya.
Ia sempat berpikir mengembangkan desa tersebut dengan mendatangkan warga dari luar daerah lewat kebijakan transmigrasi antar provinsi.
Namun, rencana tersebut ditolak mentah-mentah oleh Pemkab Kukar. Pemerintah daerah menyarankannya untuk menambah penduduk Bendang Raya melalui transmigrasi lokal.
“Kalau pusat mungkin akan lengkap sarana prasarana di sini. Tapi ini swadaya. Jadi, saya pelan-pelanlah dulu,” ucapnya.
Sejak tahun 1994 hingga 2011, ia mengaku telah mengorbankan pikiran, harta, dan waktunya untuk mendirikan serta mengembangkan Bendang Raya.
Pendirian dan pengembangan desa tersebut, kata dia, semata-mata untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kukar.
“Kalau enggak berpikir banyak pengangguran, lapangan kerja enggak ada nanti untuk masyarakat Kukar,” ujarnya.
Usahanya pun berbuah hasil. Di tengah maraknya pendatang dari luar daerah untuk mencari pekerjaan, tak warga Bendang Raya yang berpikir untuk merantau. Warganya terus memanfaatkan potensi desa tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Warga Bendang Raya, sambung dia, keluar dari desa ke kota hanya untuk berlibur. “Justru banyak pendatang dari luar yang menjadi tukang panen sawit. Warga Bendang Raya ke kota palingan untuk liburan,” ungkapnya.
Saat ini, Bendang Raya memiliki wilayah seluas 2.600 hektar. Warga telah memanfaatkan 1.000 hektar dari keseluruhan wilayah tersebut. Sisanya, masih berupa lahan tidur alias belum digarap.
Muhammadin mengungkapkan, Bendang Raya kini mempunyai 16 RT. Tahun depan, ia mencanangkan penambahan 4 RT, sehingga desa tersebut memiliki 20 RT.
“Warga kita kebanyakan transmigran dari Sumatera, Banjarmasin, dan dari pemekaran Bukit Biru,” terangnya.
Dia menyadari bahwa pengembangan wilayah desa tersebut harus didukung infrastruktur jalan yang memadai, listrik, dan air.
Pada tahun 2023, ia akan mengusahakan agar ada penambahan infrastruktur jalan dan kapasitas listrik. “Kalau listrik sudah ada. Tapi baru di beberapa tempat yang nyala 24 jam,” ungkapnya.
Meski telah berjuang selama 20 tahun untuk mendirikan dan mengembangkan Bendang Raya, ia mengaku masih menyimpan mimpi untuk desa tersebut.
Ia berharap kesejahteraan warga Bendang Raya terus meningkat. Selain pertanian dan perkebunan, ia meyakini Bendang Raya juga memiliki potensi wisata yang dapat dikunjungi wisatawan dari luar daerah Kukar, yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan warga Bendang Raya.
“Pemerintah sudah melirik Bendang Raya untuk pengembangan pertanian, perkebunan, dan pariwisata,” beber Muhammadin. (*)
Penulis: Nadya Fazira
Editor: Ufqil Mubin