BERITAALTERNATIF.COM – Komisi II DPRD Kaltim menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Biro Ekonomi Setdaprov Kaltim, KSOP Kelas II Samarinda, Perusahaan Daerah (PD) Melati Bhakti Satya (MBS), dan PT Pelindo Jasa Maritim.
RDP yang diadakan baru-baru ini di Kantor DPRD Kaltim tersebut bertujuan membahas pengelolaan pandu tunda di Jembatan Mahakam dan Jembatan Mahulu.
Rapat yang dihadiri Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud ini dipimpin Ketua Komisi II Nidya Listiyono dan didampingi Anggota Komisi II: Ely Hartati Rasyid, Masykur Sarmian, Sapto Setyo Pramono, Ismail dan Agiel Suwarno.
Nidya Listiyono mengatakan bahwa rapat ini guna meminta realisasi terkait kerja sama PT Pelindo dan PD MBS.
“Karena selama ini kan MBS tidak terlibat langsung, kita minta hari ini MBS terlibat langsung. Jadi semua melalui MBS, silakan Perusda nanti menindaklanjuti hasil pertemuan hari ini,” sebut politisi yang karib disapa Tio tersebut.
Ia menegaskan bahwa Komisi II memberi tenggat waktu (deadline) paling lambat tiga minggu sejak 27 Februari 2023 untuk penandatanganan kerja sama atau MoU terkait pengelolaan dua jembatan tersebut.
“Termasuk juga jembatan kita harus diasuransikan juga, kan sering di tabrak-tabrak itu. Ini ranahnya Komisi III ya, tapi kami dari sisi pendapatannya kita mendorong Perusda untuk aktif, bisa menghasilkan PAD dari sana, sehingga masuk ke kas daerah,” ujarnya.
Menurutnya, pertemuan ini cukup positif. Komisi II juga turut mengundang KSOP Samarinda agar bisa termonitor dengan baik, juga bisa memberikan rekomendasi dan izin pandu tunda di seluruh jembatan di Kaltim.
Ia mengatakan, Komisi II sedang mendorong Perda inisiatif terkait alur Sungai Mahakam. Perda ini sudah diajukan secara tertulis dan disetujui semua fraksi, sehingga Perda inisiatif ini bisa masuk pada Program Pembentukan Peraturan Daerah paling tidak tahun ini atau tahun depan.
Ditemui secara terpisah, Direktur Perusda MBS, Aji Abidharta Hakim mengatakan status Perusda MBS dalam pelaksanaan pandu tunda pada pelayaran di alur Sungai Mahakam sebagai vendor dari PT Pelindo, dengan pembagian hasil 69 persen untuk PD MBS dan 31 persen untuk PT Pelindo.
Ada pun area yang dikerjasamakan, lanjut Abi, yakni pada alur sungai di bawah Jembatan Kembar Mahakam dan Jembatan Mahulu.
Pihaknya akan lebih fokus pada kegiatan penundaan kapal di dua jembatan tersebut, dengan menyiapkan dua buah kapal lengkap dengan nakhoda dan awaknya.
“Dalam penyediaan sumber daya pelayaran, untuk kapal kami siapkan melalui sewa dibanding membeli, karena secara bisnis sistem sewa lebih menguntungkan pihak kami,” tandasnya. (adv/hms)