BERITAALTERNATIF.COM – Raymond A. Hinnebusch dalam bukunya yang berjudul The International Politics of the Middle East menyebutkan bahwa penyebab konflik di Timur Tengah adalah pembentukan Israel dengan mengorbankan orang-orang asli Palestina.
Penyebab kedua menurut Hinnebusch yakni perebutan Sumber Daya Alam (SDA). Dua hal tersebut berakar pada dominasi Barat terhadap Timur Tengah.
Karena itu, pengamat Timur Tengah Dina Sulaeman mengatakan, pembahasan tentang Palestina tidak bisa dipisahkan dengan kepentingan Barat.
Isu Palestina, lanjut dia, tidak bisa dipersempit dengan konflik antar-penganut agama atau membingkai isu bahwa umat Islam tidak toleran terhadap kelompok Yahudi.
“Enggak demikian. Salah seperti itu. Masalah agama memang pasti akan terbahas. Tetapi akarnya bukan sebatas toleransi saja,” tegas Dina sebagaimana dikutip beritaalternatif.com dari kanal YouTube pribadinya, Sabtu (28/5/2022) sore.
Dalam video tersebut, Dina juga membahas buku yang ditulis Ilan Pappe yang berjudul Ten Myths About Israel. Sejarawan Israel itu menguraikan 10 mitos tentang Israel.
Menurutnya, sejarah merupakan pusat dari semua konflik. Dengan kata lain, dalam menganalisis konflik, setiap orang harus mempelajari sejarah.
Pemahaman yang benar serta tidak memihak atas masa lalu, kata Ilan, akan menawarkan kemungkinan perdamaian terhadap pihak-pihak yang berkonflik.
Sebaliknya, distorsi atau manipulasi sejarah hanya akan menabur bencana. Krisis Israel-Palestina pun tidak terlepas dari hal ini.
Dina mengatakan, kata konflik sejatinya tidak tepat digunakan dalam kasus Israel-Palestina. Konflik menunjukkan kesetaraan di antara aktor-aktornya. Sementara dalam kasus tersebut, kedua belah pihak tidak setara. Pasalnya, Palestina merupakan bangsa yang terjajah dan terusir.
“Palestina itu belum menjadi negara yang seutuhnya. Memang ada pemerintahnya yang disebut Otoritas Palestina, tapi sama sekali enggak punya kekuatan yang berdaulat,” bebernya.
Sedangkan Israel adalah negara yang telah memiliki status resmi, yang mempunyai kekuatan militer, sumber keuangan, diplomasi, dan lobi yang sangat besar.
Status Israel disebut dalam dokumen-dokumen PBB sebagai “kekuatan pendudukan” atau dinamakan juga kolonial pemukim (settler colonial).
Dia menjelaskan, kesalahpahaman tentang sejarah Israel dibangun dengan sengaja dan sistematis melalui mesin-mesin propaganda Israel seperti media massa global yang banyak dimiliki oleh para pemodal dari Barat yang pro Israel.
Israel sengaja membangun pemahaman sejarah kepada masyarakat dunia bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan bagi bangsa Israel.
“Mereka menggunakan kitab suci sebagai dalil atau argumen untuk itu,” ungkapnya.
Mantan Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon pernah mengacungkan Bible, kitab suci umat Kristen, dalam sidang PBB sebagai klaim bahwa akta negaranya ada di dalam kitab suci.
Apakah benar klaim tersebut? Jawabannya akan diterbitkan dalam catatan tentang Palestina yang akan diterbitkan secara berkelanjutan di beritaalternatif.com. (*)