BERITAALTERNATIF.COM – Koperasi Serbausaha Samboja Barokah Jaya merupakah salah satu koperasi di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yang bergerak dalam pembiayaan serta penyaluran kedelai kepada para pengrajin tahu dan tempe.
Koperasi tersebut dibentuk anggota pendiri yang terdiri dari 20 orang. Pembentukannya berawal dari peluang usaha kedelai di Samboja. Pasalnya, di kecamatan tersebut terdapat banyak pengrajin tahu dan tempe.
Pendiri Koperasi Serbausaha Samboja Barokah Jaya, Kiko Wijatmiko mengungkapkan, koperasi tersebut didirikan pada tahun 2015.
“Modal awal kita dulu kita minta ke anggota Rp 1,1 juta. Jadi, dari 20 anggota itu ada modal Rp 22 juta,” bebernya, Selasa (13/12/2022).
Kebutuhan kedelai yang kian bertambah mendorong pihaknya membangun kerja sama pada tahun 2019 dengan sebuah koperasi di Kota Balikpapan yang bergerak di bidang jual beli kedelai.
“Kita sama-sama mendistribusikan kedelai dengan harga yang sama. Jadi, kita terapkan sistem marketing yang baik. Kalau di Balikpapan Rp 14 ribu, di koperasi kita juga harganya sama,” ungkapnya.
Pada tahun 2020 hingga awal 2022, Koperasi Serbausaha Samboja Barokah Jaya terguncang oleh badai pandemi Covid-19.
Koperasi ini pun mengalami penurunan penjualan dan kredit macet karena sejumlah anggota koperasi terkena pemutusan hubungan kerja.
“Tapi, alhamdulillah pada tutup buku Maret 2022, kita lepas dari masalah akibat Covid-19. Sampai saat ini usaha kita berjalan lancar,” jelasnya.
Kiko menyebutkan bahwa saat ini koperasi tersebut telah mengantongi omzet di atas Rp 1 miliar per tahun dari usaha jual beli kedelai.
Kala harga kedelai Rp 8.000 per kilogram, Koperasi Serbausaha Samboja Barokah Jaya dapat menyalurkan kedelai 25 ton hingga 27 ton per bulan kepada para pengrajin tahu dan tempe.
Setelah harga kedelai melambung, saat ini pihaknya hanya dapat menyalurkan kedelai 15 ton hingga 20 ton per bulan. “Jadi, jumlahnya turun,” katanya.
Selain menjual kedelai kepada para pengrajin tahu dan tempe, pihaknya juga memberikan pengarahan kepada mereka, khususnya anggota koperasi, terkait pengelolaan limbah tahu dan tempe.
“Karena kalau limbah tahu dan tempe ini tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah di masyarakat,” katanya.
Koperasi juga terlibat dalam pengaturan harga jual tahu dan tempe di pasar. Setiap ada rencana kenaikan harga tahu dan tempe, pihaknya kerap mengadakan rapat terbatas.
“Kalau ada penetapan harga tahu dan tempe yang terbaru, biasanya kita edarkan surat, supaya nanti diterapkan di pengrajin yang jualan di pasar,” sebutnya.
Kiko berharap kepada pemerintah bekerja sama dengan importir dan Bulog agar dapat menjaga stabilitas harga kedelai, sehingga harganya lebih kompetitif.
“Artinya, harga kedelai sebisa mungkin ditekan semurah-murahnya. Karena murah atau mahalnya harga kedelai ini sangat mempengaruhi penjualan kedelai kita maupun pengrajin tahu dan tempe di pasar-pasar,” harapnya. (um)