BERITAALTERNATIF.COM – Pulau Kalimantan dikenal sebagai salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai sumber daya minyak bumi dan batu bara.
Selain itu, pulau terluas kedua di Negeri Seribu Pulau tersebut memiliki prospek mineral yang sangat besar, terutama emas, baik tipe primer maupun sekunder.
Dosen Teknik Ilmu Geologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) Ni’matul Azizah Raharjanti mengaku pernah melakukan penelitian terkait kekayaan emas Kaltim saat menempuh pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada.
Ia mengungkapkan, tambang emas terdapat di Blok Lakan Bilem, Kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat (Kubar). Emas ini terbentuk pada batuan sedimen tersier yang diendapkan di Cekungan Kutai.
Lokasi penelitian ini berada di perbatasan Kalimantan Timur dengan Kalimantan Tengah (Kalteng), yang merupakan bagian dari zona Central Kalimantan Gold Belt. “Sehingga emas dapat ditemukan pada daerah ini,” ucap Ni’matul kepada beritaalternatif.com pada Rabu (25/1/2023) malam.
Emas yang ditemukan dalam penelitian ini, sambung dia, merupakan endapan emas sekunder pada endapan alluvial yang terbentuk dari proses fluvial (aliran sungai) yang dapat berlangsung selama ribuan tahun.
Butir emas yang teridentifikasi menggunakan mikroskop menunjukkan ciri-ciri berwarna emas kekuningan, bentuk dominan platy (piph) dan tabular, serta bentuk permukaan kasar dan bersudut dengan ukuran berkisar 0,1 hingga 1,2 mm dengan total 4,96 ton emas.
Dugaan potensi sumber daya emas tipe sukunder juga di Kaltim ditemukan di Blok Lakan Bilem. Kawasan ini telah mengalami eksplorasi dari banyak perusahaan, termasuk PT Nugraha Insan Kencana Mining.
Masyarakat setempat juga memanfaatkan potensi emas tersebut. Di Kalteng, kata Ni’matul, terdapat penambangan yang dikelola oleh masyarakat.
“Di Kubar sendiri terdapat record bahwa masyarakat melakukan penambangan tradisional, yaitu pada daerah sekitar bekas tambang Kelian, namun sudah ditertibkan oleh pemerintah setempat,” ungkapnya.
Ni’matul menyebutkan bahwa eksplorasi ini baru dilakukan pada tahap awal, yaitu untuk mengetahui potensi emas. Ia pun menyarankan agar ada eksplorasi lanjutan terkait potensi emas tersebut.
Dalam eksplorasi lanjutan dapat dilakukan pengeboran lokasi agar data tersebut dapat meningkatkan tingkat kepercayaan pada sumber daya emas yang terindikasi menjadi sumber daya yang terukur.
“Pengeboran eksplorasi dengan jarak 100 grid untuk menggambarkan cebakan emas agar dapat meningkatkan tingkat kepercayaan sumber daya dari sumber terindikasi menjadi terukur,” ucapnya. (*)
Penulis: Nadya Fazira
Editor: Ufqil Mubin