Search
Search
Close this search box.

Industrialisasi: Langkah NTB Menuju Indonesia Emas 2045

Listen to this article

Oleh: Eko Saputra*

Sebelum menulis lebih jauh, penulis ingin menyampaikan bahwa tulisan ini tidak termasuk citra dari sikap fanatisme ataupun sentimentalis, melainkan berdasarkan paradigma dari penulis bahwa industrialisasi NTB adalah langkah-langkah awal menuju visi Indonesia Emas 2045.

Menelisik industrialisasi, inti dari konsep primernya adalah ekonomi terbarukan atau diistilahkan sebagai “sustainable economic“. Pasalnya, industrialisasi memiliki nilai tambah dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan peluang lapangan pekerjaan dari kreativitas individu.

Advertisements

Artinya, industrialisasi bertujuan meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi dengan sektor industri pengolahan sebagai leading sector. Dalam hal ini, dengan adanya perkembangan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya.

Berdasarkan fungsi industrialisasi, lebih tepatnya penulis berspektif pada paradigma substantifnya, industrialisasi lebih utamanya adalah ekonomi kreatif yang mengandalkan ide dan gagasan dalam mengelola dan menciptakan peluang baru.

Dalam hal ini, NTB dengan program unggulannya industrialisasi, masih banyak anggapan dan pandangan bahwa industrialisasi sifatnya stagnan. Sebab, tampaknya belum ada pabrik-pabrik dan permesinan super canggih di NTB.

Bicara industri, “industri kreatif” atau ekomomi kreatif, realitasnya tidak diukur melalui bangunan-bangunan pabrik dan permesinan yang kokoh, melainkan utilitasnya dilihat melalui kretivitas dan keterampilan yang dibangun untuk menghasilkan produk.

Dalam makna lain, industri kreatif dimensinya adalah moderasi. Yang di mana metode bahan baku menjadi bahan olahan, dan bahan olahan tersebut, bisa juga dikembangkan menjadi suatu produk yang bernilai tambah. Tentunya, perilaku ekonomi tersebut mengandalkan ide dan gagasan dari kreativitas dan keterampilan individu untuk membangun kesejahteraan.

Pandemi Covid-19 melanda dunia dalam dua tahun terakhir berpengaruh pada perdagangan dan industrialisasi di Indonesia yang mengalami penurunan sangat drastis. Pasalnya, selama wabah Covid-19 menyerang Indonesia sejak Maret 2020, sebagian pabrik-pabrik dan tempat usaha menutup kegiatan operasionalnya karena perekonomian terganggu.

Demikian juga usaha-usaha di NTB yang mengalami penurunan karena berkurangnya konsumsi terhadap produk.

Kendati demikian, sikap optimisme pemerintah NTB terhadap proses pemulihan terbilang cukup masif di pelbagai sektor, lebih utamanya pemerintah mengandalakan industrialisasi sebagai proses pemulihan perekonomian NTB.

Di awal tahun 2021, NTB mulai bangkit dengan ekosistem industri. Perkembangannya sangat maju. Tercatat dalam program JPS Gemilang melalui IKM NTB, pesatnya perkembangan kurang lebih 500 UKM dan UMKM hadir di NTB sebagai wujud pemulihan ekonomi setelah pandemi.

Meski perekonomian mengalami perlambatan akibat dampak pandemi Covid-19, kegiatan industri harus berjalan dan bangkit untuk meningkatkan nilai tambah dalam memenuhi keberlanjutan pasokan.

Kegiatan industri tersebut bukan merupakan perilaku ekonomi yang baru di Indonesia. Karenanya, di tahun 2000 perkembangan industri di Indonesia terbilang cukup pesat, didukung masuknya industri kreatif teknologi. Hal ini dalam kurun waktu antara 2000-2006, rata-rata nilai tambah Produk Domestik Bruto (PDB) industri kreatif Indonesia mencapai 79,079 miliar atau 4,75 persen dari total PDB nasional.

Jumlah rata-rata tenaga kerja yang terserap selama 2006 adalah 3.702.447 orang dengan tingkat pertumbuhan jumlah tenaga kerja per tahunnya 8,10%. Nilai ekspor industri kreatif mencapai Rp 81,4 triliun, berkontribusi sebesar 9,13 persen. Perekonomian Indonesia pada sementar satu 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,10 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 7,78 persen di Indonesi berdasarkan data Pusat statistik yang dipublis di jurnal “Book Chapter“.

Sementara perekonomian NTB pada triwulan I-2022 terhadap triwulan I-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 7,76 persen (yoy). Dari sisi produksi, lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 22,29 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor luar negeri mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 187,28 persen.

Dari data Badan Pusat Statistik menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan pada lapangan usaha dan produksi, penyediaan akomodasi dan makan minum serta sektor industri lainnya. Artinya, ekosistem industri melalui IKM NTB dalam program JPS Gemilang merupakan proses awal untuk menunjukkan perkembangan ekonomi NTB, melalui operasional UKM/UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Hal ini semakin jelas bagi kita di NTB untuk terus mengembangkan industri kreatif sebagai trend global menuju Indonesia Emas 2045.

Sebab, menurut Booyens, industri yang memanfaatkan kreativitas, inovasi dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam menghasilkan ide, gagasan ataupun produk yang dihasilkan merupakan industri kreatif yang mengarah pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya terkait produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi produk atau jasa.

Dalam hal ini, peran pemerintah dalam menentukan kebijakan yang tepat dalam memotivasi industri kreatif diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam memajukan perekonomian NTB, guna memanfaatkan bonus demografi, yang pada gilirannya menciptakan sumber daya manusia usia produktif dalam mengembangkan berbagai ide kreatif, inovatif, berkualitas dan berdaya saing global.

Diketahui, capaian impian dan visi Indonesia 2045 dibangun dengan 4 pilar berdasarkan Pancasila dan UUD 1945: pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan.

Empat pilar visi tersebut mengharuskan kita meningkatkan perdagangan industri kreatif, sebagai model ekonomi keberlanjutan menuju Indonesia Emas 2045. (*Aktivis sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA