BERITAALTERNATIF.COM – Pasca berlakunya gencatan senjata di Gaza, kegagalan rezim Zionis dalam perang Gaza dapat dibuktikan dengan beberapa alasan dan argumentasi yang jelas.
Perang di Gaza secara resmi berhenti setelah 471 hari perang, dan rakyat Gaza yang heroik kembali ke rumah mereka yang hancur setelah lebih dari 15 bulan melakukan perlawanan.
Sementara itu, pasca berlakunya gencatan senjata di Gaza, kegagalan rezim Zionis dalam perang Gaza dapat dibuktikan dengan beberapa alasan dan argumentasi yang jelas.
Pertama, tidak ada perubahan semangat dan kemauan perlawanan rakyat Palestina. Menurut kalangan dan media Ibrani, adegan yang disiarkan dari Gaza sangatlah aneh. Warga Palestina merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera di atas reruntuhan rumah mereka yang hancur.
Menurut Zionis, gambar-gambar yang dipublikasikan dari Gaza menunjukkan bahwa keinginan rakyat Palestina tidak akan pernah hancur meski terjadi perang yang sengit dan brutal.
Kedua, kegagalan Benjamin Netanyahu yang jelas untuk memenuhi tujuan perang yang dinyatakan. Pidato berulang-ulang Netanyahu, perdana menteri rezim Zionis, tentang tujuan perang, menunjukkan realitas kekalahan rezim Zionis.
Gerakan Hamas belum dihancurkan, perlawanan Palestina belum dibasmi, dan pemerintahan baru belum diberlakukan di Gaza. Tidak terpenuhinya salah satu tujuan perang melawan Gaza terjadi dalam situasi di mana Netanyahu kini dihadapkan pada masyarakat Palestina yang lebih terintegrasi dan bersatu.
Ketiga, isolasi internasional Tel Aviv dan meningkatnya kebencian publik terhadap penjajah. Karena meluasnya kritik terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan kehancuran besar yang disebabkan oleh rezim Zionis di Gaza, citra rezim ini di kancah internasional menjadi jauh lebih gelap dan lebih buruk dari sebelumnya, dan sehari setelah perang berhenti, Israel menghadapi kemarahan masyarakat dunia dan opini publik internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Keempat, surat perintah penangkapan bagi Zionis. Surat perintah penangkapan para pemimpin Zionis, termasuk Netanyahu dan Perdana Menteri serta Menteri Perang Yoaf Galant rezim ini oleh Pengadilan Kriminal Internasional, dianggap sebagai pukulan telak terhadap kebijakan Tel Aviv, khususnya Netanyahu dan sekutunya.
Kelima, memburuknya perpecahan internal di Israel. Akibat peristiwa terkait perang baru-baru ini, masyarakat Zionis mengalami perpecahan yang lebih dalam. Meningkatnya kritik sebagian besar komunitas Zionis terhadap kelanjutan perang Gaza hanya menyebabkan peningkatan perpecahan internal di Israel, dan saat ini, setelah perang berakhir, Netanyahu harus meredam perpecahan di dalam kabinet, terutama pemisahan menteri keamanan dalam negeri, Itmar Ben Guer, yang membuat kabinetnya terancam runtuh. (*)
Sumber: Mehrnews.com