BERITAALTERNATIF.COM – Gerakan Literasi Kutai (GLK) telah berdiri sejak tahun 2017. Artinya, gerakan yang awalnya berbentuk komunitas yang kemudian bernaung di bawah Yayasan GLK ini telah berkiprah selama lima tahun untuk mengembangkan dan memajukan literasi di Tanah Kutai.
Gerakan yang digawangi oleh Erwan Riyadi ini dipenuhi oleh orang-orang yang tulus berjuang untuk kepentingan banyak orang. Mereka terus bergerak tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk materi dan pujian. Tidak juga karena keinginan untuk membesarkan nama pribadi.
Salah satu pribadi yang tulus membesarkan organisasi yang bersekretariat di Jalan Kartini, Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) ini adalah Listiana Mugiarti.
Dalam artikel ini, kami menyuguhkan hasil wawancara mendalam pada Rabu (1/6/2022) malam dengan perempuan yang kini berkhidmat sebagai abdi negara di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar tersebut.
Kenapa Anda tetap konsisten menjadi bagian dari penggerak GLK?
Sebenarnya gini, ini berawal dari keprihatinan. Kemudian, setelah keprihatinan, ada kepedulian. Setelah ada kepedulian, kita harus berkolaborasi dan konsisten.
Kita hidup di dunia ini kan sementara. Dalam kehidupan ini kita tidak bisa berdiri sendiri. Kita selalu akan berinteraksi dengan orang lain, bertemu orang lain, karena kita adalah makhluk sosial.
Saya lahir ke dunia ini juga pasti punya maksud. Segala sesuatu yang terjadi sudah skenario Allah. Dan saya harus mempertanggungjawabkannya. Ketika saya sudah berucap, saya harus mempertanggungjawabkan itu. Ketika saya menyatakan untuk ikut bergabung di GLK, saya harus bertanggung jawab.
Kita mendirikan GLK ini kan sebagai alat. Alat kita untuk bersosial. Jadi, kalau kita sudah diberikan alat yang namanya GLK, tidak ada itu dari kita. Itu dari Allah. Saya rasa sudah Allah persiapkan. Itu sudah menjadi takdir saya.
Saya yakin dengan gerakan ini. Makanya saya konsisten. Karena itu adalah tanggung jawab. Meskipun komunitas ini kecil, saya harus tetap bertanggung jawab. Itulah kenapa saya tetap konsisten, dan saya tidak bercabang-cabang di beberapa organisasi. Hanya fokus di GLK.
Jika saya bergabung di organisasi, kemudian saya tidak bisa berperan besar, lebih baik saya mundur. Bagi saya, apa pun yang diamanahkan, itu adalah tanggung jawab. Sebenarnya tidak ada yang menekan saya untuk bertanggung jawab. Tapi kalau sudah berniat, saya harus pertanggungjawabkan itu pada diri saya sendiri.
Sampai kapan pun saya akan tetap konsisten sepanjang orang-orangnya bisa diajak bekerja sama dan berperan bersama-sama. Walaupun orang-orang di sekitar saya, bahkan mungkin jenuh dan bosan, tapi Allah punya cara lain. Mati satu, tumbuh yang lain. Kuncinya adalah niat yang tulus.
Apakah selama aktif di GLK Anda digaji?
Gajinya itu dari Allah. Gaji dari Allah adalah “candu”. Kenapa jadi candu? Karena saya merasa ketika saya bersosial, saya merasa tenang dan senang.
Misalnya saya punya masalah. Manusia pasti punya masalah. Tapi, mungkin ini hadiah terbesar dari Allah, gaji terbesar dari Allah untuk hidup saya, bahwa setiap apa pun saya bisa menyelesaikannya dengan baik.
Karena beberapa kali itu ada segala macam problem yang kayak besar banget. Saya sulit untuk mengatasinya. Tapi saya harus mengatasinya. Saya cukup diam. Diamnya untuk apa? Saya berusaha “berkonsultasi” dan “curhat” sama Allah.
Maksudnya, kalau mau curhat sama orang lain, saya takut orang itu mempersepsikannya dengan cara berbeda. Dia punya pemahaman yang lain. Jadi, lebih baik saya menyendiri, pasrah sama Allah, apa pun yang terjadi, biasanya masalah sebesar apa pun, ketika itu Allah akan memberi hidayah pada kita bahwa masalah itu akan diselesaikan. Dengan cara apa Allah membantu saya? Dengan cara saya diberikan keyakinan bahwa semua problem itu bisa diselesaikan.
Jadi, meskipun itu kejadiannya dua tahun berjalan, tapi saya yakin ini akan berhasil. Itulah kekuatan intuisi. Kekuatan intuisi, menurut saya, itu datangnya dari Allah. Ada juga mungkin berdasarkan pengalaman. Boleh jadi gitu.
Tapi, saya bergerak ini murni atas dasar ketulusan. Dan saya tidak punya tendensi apa pun. Kalau ada yang bilang gaji di GLK besar, oh iya besar banget. Gajinya dari Allah.
GLK itu tidak punya kas. Tidak ada apa-apanya. Jadi, kita memang bergerak tidak ada yang menggajinya. Tidak ada. Jadi, tidak pernah ada yang menggaji sama sekali. Kenapa bisa bergerak sampai sejauh ini? Itulah rahasia Allah.
Kekuatan kita adalah kekuatan kolaborasi. Anda boleh tanya begini ke mitra kami dari perusahaan, “Pak, kenapa sih kok percaya dengan GLK?” Boleh tanya. Kami pun tidak pernah merasa takut. Misalnya, ada yang mengatakan, “GLK kayak gini. Kayak gitu”. Silakan. Tapi orang perusahaan lebih tahu. Kita tidak pernah menjanjikan apa pun. Kita berbicara apa adanya. Pak Erwan juga berbicara apa adanya. Kita apa adanya. Kita memang tidak punya apa-apa. Kita nyusun segala sesuatu secara terbuka.
Mungkin bayangan orang, “Gajinya besar”. Dari mana? Kita keluarkan uang masing-masing. Pak Erwan keluar uang sendiri. Saya juga keluar uang sendiri. Saya punya usaha batik motif gasing. Sekian persen untuk kegiatan sosial, termasuk untuk GLK. Pelan-pelan bisa berjalan.
Saya sering bilang, “Hidup-hidupilah komunitas. Jangan cari hidup di komunitas”. Itu prinsip. Anda boleh tanya Pak Erwan. Tanya teman-teman yang Anda kenal. Adakah saya digaji? Enggak ada. Karena ini memang gerakan sosial.
Bertahan dalam kondisi begitu memang berat. Tapi mau meninggalkan GLK itu juga berat. Di situ ada rasa tanggung jawab. Ketika kita sudah berucap untuk bersama-sama bergerak di komunitas ini, lalu kita tinggalkan, itu akan ada tuntutan pertanggungjawabannya.
Saya pikir, saya bukan manusia sempurna, saya banyak dosa, mungkin dengan cara beginilah dosa saya bisa berkurang dan terampuni.
Ini murni gerakan sosial. Jadi, itulah alasan kenapa GLK bisa mengadakan acara-acara besar. Kekuatannya itu adalah kolaborasi. Berjejaring. Kuncinya adalah kita tulus. Kita harus bisa menjaga amanah. Menjaga hubungan baik dengan mitra.
Di awal-awal komunitas ini berdiri, mengapa Anda mau bergabung?
Saya bergabung di GLK karena saya ingin mengabdikan diri pada hal-hal yang saya anggap baik, khususnya dengan kapasitas saya.
Kalau kegelisahan terkait literasi, saya rasa tidak juga. Bagi setiap orang, literasi itu erat kaitannya dengan pengetahuan. Pengetahuan itu pasti berkaitan dengan kemampuan manusia. Manusia itu sejak lahir sudah punya kelebihan masing-masing. Dan punya rasa ingin tahu.
Saya bergabung dan aktif di GLK karena saya hanya mengikuti takdir. Takdir yang Allah berikan bahwa saya memang harus mengabdikan diri saya.
Apakah ke depan Anda akan tetap konsisten berjuang di GLK?
Seperti yang saya bilang dari awal bahwa gerakan ini berawal dari keprihatinan. Terus muncul kepedulian. Saya selalu bilang agar selalu konsisten untuk tetap mengabdikan diri dan bertanggung jawab.
Kalau berbicara tanggung jawab, pasti ada konsistensi. Itu wajib. Karena dalam gerakan itu kita punya tanggung jawab sosial. Manusia hidup itu punya tanggung sosial. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.
Saya rasa saya ingin mengabdikan diri saya melalui wadah GLK. Jadi, yang jelas saya akan tetap konsisten. Karena berkaitan dengan tanggung jawab, saya pasti akan konsisten terus di GLK. Apa pun yang terjadi, saya akan tetap konsisten.
Kalau bergerak, tidak harus besar. Apa yang bisa saya lakukan, itu yang saya lakukan. Saya akan melakukan hal-hal yang sesuai kemampuan saya. Kalau itu di luar kemampuan saya, saya tidak akan bergerak.
Yang pasti saya tulus. Yang pasti saya ingin menyeimbangkan hidup saya untuk sesuatu yang bermanfaat. Saya juga harus menyeimbangkan hidup. Barangkali dengan saya mengabdikan diri saya, mungkin bisa menyeimbangkan hidup saya. Karena memang hidup ini butuh keseimbangan. Harus berupaya menyeimbangkan diri melalui kegiatan-kegiatan sosial.
Kenapa? Karena manusia di dunia ini tidak ada yang sempurna. Kehidupan ini tidak ada yang sempurna. Semua orang juga punya kekurangan. Jadi, kita harus bersosial melalui organisasi atau komunitas.
Dari situ saya dapat upah ketenangan batin dan jiwa. Dalam hidup itu, kalau tidak tenang, kita tidak bisa melakukan apa pun dengan baik. Kalau hidup tenang, kita melakukan apa pun itu enak, nyaman, dan insyaallah berjalan dengan baik. Apa yang menjadi keinginan dan program-program kita juga akan terlaksana dengan baik.
Selain itu, akan banyak orang yang akan membantu kita. Kalau kita tulus, ada energi-energi positif yang akan mendekat sama kita. Itu yang saya yakini dalam hidup saya. (*)