BERITAALTERNATIF.COM – Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Kukar Listiana Mugiyati menciptakan karya seni batik motif Buceros Gasing khas budaya lokal.
Ia menyebut batik motif Buceros Gasing termasuk komoditi usaha mikro, kecil, dan menengah di bawah binaan Dinas Koperasi dan UKM Kukar.
Motif batik ini terinspirasi dari permainan khas Kutai: begasing.
Kata dia, ada 6 jenis gasing yang menjadi motif utama dalam karya batiknya.
Selain itu, terdapat unsur motif tali yang digunakan untuk memutar gasing.
Lalu, unsur motif pucuk pakis yang memiliki harapan seperti tanaman tersebut yang bisa tumbuh di mana saja serta bisa menempatkan diri di mana pun.
Hal ini sejalan dengan tagline batik Buceros Gasing: ‘Ingat Gasing, Ingat Kukar, Buceros Gasing Tetap Bersinar’.
“Saya memang ada keinginan membuat karya batik. Lalu terinspirasi dari permainan tradisional, budaya khas Kutai yaitu gasing yang telah saya riset,” ucapnya kepada beritaalternatif.com, Sabtu (17/2/2024).
Perempuan yang akrab disapa Listy ini mengaku tak pandai menggambar batik.
Karena itu, ia harus meminta bantuan seorang seniman yang ahli di bidangnya untuk menggambarkan batik motif Buceros Gasing.
“Saya minta buatkan ke teman yang memang seniman ahli di bidangnya di Yogyakarta,” ungkapnya.
Listy mengungkapkan keinginannya untuk berkarya di Kukar. Di awal produksi batik Buceros Gasing ini, dia rela memboyong pengrajin dari Yogyakarta ke Kota Raja.
Namun, pembiayaan dari pengrajin hingga produksi selama di Kukar yang cukup tinggi pembuatan batik Buceros Gasing harus diproduksi di Yogyakarta.
Selain itu, kata dia, belum ada lahan yang bisa mengelola limbah hasil produksi batik yang menggunakan pewarna tekstil, bukan pewarna alami.
Sebab, sesuai ciri khas batik Buceros Gasing, selain bermotif gasing, juga memiliki warna yang cerah layaknya buceros atau burung enggang.
Produksi batik pertamanya belum bisa memunculkan minat masyarakat Kukar.
Bahkan, karyanya pernah diremehkan, sehingga membuat dia hanya memberikan batiknya kepada teman-temannya.
Namun, belakangan ia mendapatkan tawaran dari Dinas Pariwisata Kukar untuk berpartisipasi dalam pameran.
Peluang tersebut berhasil dimanfaatkannya dan karya batik buatannya dilirik oleh Pemkab Kukar.
“Saat itu Pemkab kebetulan membutuhkan batik untuk suvenir. Untuk pertama kali pesanan batik 150. Dari itu akhirnya saya terpantik tetap konsisten karena pasti ada jalannya,” beber Listy.
Semenjak itu, karya batiknya berkembang pesat karena dipesan oleh organisasi perangkat daerah dan masyarakat Kukar.
Walaupun sempat terhenti produksi saat pandemi Covid-19, dia kembali mendapatkan panggilan untuk mengikuti perlombaan fashion show pada tahun 2022.
Perbup tentang Bena Beli Produk Lokal juga menjadi sarana untuk promosi selain melalui Instagram.
Sebagai pelaku usaha kecil, ia merasa telah mendapatkan apresiasi dari pemerintah.
Setengah dari hasil penjualan batiknya sekarang bisa membantu kegiatan sosial.
“Sekian persen dari keuntungan itu memang saya sisihkan untuk kegiatan sosial. Enggak harus banyak, semampu kita aja,” ujarnya.
Berkat bantuan dari pemerintah dalam memajukan usahanya, ia telah memiliki NIB dan Hak Atas Kekayaan Intelektual untuk batik khas budaya Kukar ciptaannya.
Listy berpesan kepada pelaku usaha yang baru ingin merintis usaha untuk menentukan target pasar.
Selain itu, saran dia, perlu kreativitas serta terus konsisten, tahan banting, dan tetap realistis.
“Semakin hari kalau mau berbisnis itu ada aja peluang, tapi juga harus tahan banting. Namanya bisnis itu naik turun. Kita harus paham realistis itu,” pungkasnya. (adv/nf/mt/fb)