BERITAALTERNATIF.COM – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti meluncurkan buku berjudul Guyon Maton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyah, Jumat (9/9/2022).
Peluncuran buku ini bertempat di Aula Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat. Acara digawangi oleh komedian stand up nasional lulusan Mu’allimin Muhammadiyah, Yusril Ihza Fahriza.
“Saya satu-satunya komika di Indonesia yang punya kartu anggota Muhammadiyah,” klaim Yusril.
Ia mendorong diperbanyaknya dakwah berbasis komunitas. Yusril berharap Muhammadiyah lebih aktif menarik kader-kader yang terjun di bidang komedian maupun alumni lembaga pendidikan Muhammadiyah yang kini menjadi komedian.
Tak sedikit nama-nama komika yang punya irisan dengan Muhammadiyah, antara lain Dzawin Nur Ikram (kader IMM), Abdur Arsyad (alumni UMM), termasuk Tretan Muslim yang pernah kuliah di UM Surabaya dan berasal dari keluarga Muhammadiyah.
“Menjadi lucu memang minoritas di Muhammadiyah, harus ada lebih banyak lagi (kader) komedian,” ujarnya.
Untuk itu, Yusril juga berharap Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta menyediakan acara khusus bagi para komedian yang memiliki irisan dengan Muhammadiyah untuk memeriahkan acara.
“Mungkin nanti Muktamar perlu ada stand up live sendiri ya,” harapnya di depan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.
Sementara itu, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Cak Nanto turut mengamini bahwa menjadi lucu di Muhammadiyah itu umumnya dipandang aneh karena kultur yang terbiasa serius dan ilmiah.
Terbitnya buku kompilasi humor ini diharapkan Cak Nanto diikuti dengan banyaknya kader Muhammadiyah yang meniru gaya dakwah Abdul Mu’ti yang dikenal humoris.
“Itu saya kira menjadi hal yang penting yang perlu dilakukan oleh kader-kader Muhammadiyah. Kenapa harus banyak kader yang begini? Ya biar bisa masuk ke semuanya,” ucap Cak Nanto.
“Semoga yang membaca bisa meresapi dan melaksanakan apa yang ada di buku ini tentang bahwa bangsa ini milik kita bersama, tidak hanya menjadi milik satu golongan, satu kelompok, satu agama, satu ras. Tapi bangsa ini dibangun dengan kebersamaan,” pungkasnya. (*)
Sumber: Muhammadiyah.or.id