BERITAALTERNATIF.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak para mahasiswa untuk menjadi wirausaha pertanian karena potensi pasar yang sangat menjanjikan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berpesan agar para mahasiswa untuk tidak menjadi pengusaha yang bergelut di sektor pertanian.
Sebab, 8 dari 10 atau 80 persen pengusaha terkaya di negeri ini bergerak di sektor pertanian.
“Tekad kuat dan kerja keras mengubah nasib mereka. Sehingga mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi masa lalu,” kata dia seperti dilansir Antara pada Kamis (3/10/2024).
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Idha Widi Arsanti menekankan bahwa pentingnya keterlibatan generasi muda di sektor pertanian.
“Saat ini petani-petani kita sudah semakin tua. Sedangkan, kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah mengapa sangat penting mendorong regenerasi petani yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” tutur dia.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Inneke Kusumaty saat mengisi kuliah umum kepada 2000 Mahasiswa Baru Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah.
“Petani selama ini hanya fokus pada produksi. Sehingga ketika produksi melimpah, mereka bingung bagaimana memasarkannya. Hasil pertanian harus diolah, sehingga dapat meningkatkan daya jualnya,” sebutnya.
Ia menilai perguruan tinggi dan mahasiswa sebagai calon wirausaha muda pertanian memiliki peran penting, yakni sebagai inovator berbagai teknologi pengembangan pertanian mulai dari budidaya, pra tanam, panen, pasca panen, sampai pada pemasaran.
“Tidak hanya menghasilkan jurnal, tetapi inovasi tepat guna yang bisa digunakan. Sudah tidak zamannya sifatnya yang konsep atau teoritis tapi implementatif. Mahasiswa teknik menghasilkan prototype yang harus bisa digunakan di lapangan,” ucap Inneke.
Dia berharap Unissula dapat menjadi inkubator bisnis untuk meningkatkan kompetensi para mahasiswa mereka.
“Kita berharap adanya inkubator bisnis di kampus Unissula sebagai inkubasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi di bidang masing-masing yang itu bisa semakin kuat dengan adanya riset dan pengayakan di pengabdian masyarakat dari para pendidik di kampus ini,” harap dia.
Selain itu, para mahasiswa dapat berperan sebagai pendamping petani dalam menerapkan praktek budidaya dan pasca panen.
Walaupun tidak ada fakultas pertanian, para mahasiswa Unissula tetap dapat berperan di bidang pertanian.
“Meskipun tidak ada fakultas pertanian, diharapkan mahasiswa Unissula bisa mendukung program-program menuju swasembada pangan dan lumbung pangan di tahun 2050,” bebernya. (*)
Editor: M. As’ari