Oleh Andriansjah*
Beberapa waktu yang lalu, sempat menghadiri acara di kantor Dispora Kukar komplek GOR Aji Imbut Tenggarong Seberang. Kegiatan yang saya mau liput sekitar jam 1 siang, saat itu belum makan siang, saya berinisiatif untuk membelu nasi bungkus dan dibawa ke GOR, makan di lokasi sebelum acara dimulai.
Bagi saya yang penggemar nasi padang, akhirnya memutus membeli nasi padang bungkus dengan lauk kesukaan orang Indonesia kalau beli nasi padang, rendang daging sapi, ditambah dengan telor rebus balado.
Ketika duduk di plataran kantor Dispora, tibalah hal yang ditunggu-tunggu membuka bungkusan nasi padang untuk makan dengan kondisi lapar banget. Baru aja bungkusan nasi dibuka, dua mahluk bekumis datang berlarian dengan suara meong yang keras, kemungkinan lapar juga nih kucing sama seperti saya.
Mendengar meongan yang keras, serta lari sana-sini meminta makanan ke sana, saya kasih lah telor rebus, sayang kalau harus dikasih rendang daging. Saya harus mengelus dada, karena kedua kucing tersebut tidak mau telor balado. Dengan perasaan berat dan iklas, saya harus memberi sepotong daging rendang dibagi dua untuk 2 ekor kucing penunggu GOR tersebut dan dimakan tanpa sisa oleh si kucing.
Si malaikat di judul tulisan di atas bukan saya, tapi orang lain. Tahun lalu, saya berangkat ke Loa Kulu, melintas jalan poros desa Rempanga, saya melihat ada kucing yang ketabrak mobil, langsung mati mengeluarkan hembusan darah segar. Saya yang melihat binggung mau berbuat apa, akhirnya saya berhenti sebentar untuk berfikir apa yang harus dilakukan.
Berhentilah mobil Mitsubitsi Triton warna putih, bukan si penabrak kucing menghampiri saya. Pria yang sama berkaca mata seperti saya bertanya, kenapa mas kucingnya ? Saya cuma jawab, ini kucing liar tapi ditabrak mobil, terus yang menabrak kabur.
Setelah mendengar cerita saya, dia kembali ke mobil, saya kira mau jalan meninggalkan saya, ternyata mengambil plastik dan karung di mobilnya. Dirinya bercerita, dia selalu bawa plastik dan karung, jika menemukan kucing mati ketabrak, akan diambil olehnya. Saya bertanya lagi, terus kucing matinya akan dibawa kemana ? Dia menjawab dengan jawaban yang membuat kagum saya. Bangkai kucing saya bawa pulang ke rumah, karena di rumah ada lahan yang disiapkan, untuk mengubur kucing yang mati di jalanan.
Setelah membawa kucing mati dengan kantong plastik, saya bertanya lagi, apakah mas pelihara kucing, jawabannya, iya saya pelihara 8 ekor kucing. Saya tidak tahu, sampai sekarang, apakah si pecinta kucing tersebut masih ada bekerja di perusahaan tambang mana, atau masih hidup diberikan umur yang panjang, agar masih bisa menolong kucing mati dijalanan untuk dikubur di halaman rumahnya.
Semoga saya bisa ketemu kembali, dengan sosok yang saya sebut sebagai malaikat pecinta kucing, bukan Saya.
*) Penulis adalah Jurnalis Headlinekaltim