Kukar, beritaalternatif.com – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Marwan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo agar memilih putra daerah Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Dia menyebutkan, Presiden Jokowi telah membocorkan syarat yang akan memimpin IKN Nusantara, salah satunya berlatar belakang teknik sipil.
Menurut Marwan, banyak tokoh di Kaltim yang pernah atau sedang menjadi kepala daerah serta memenuhi syarat seperti yang disampaikan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Tokoh yang berasal dari Kaltim, kata dia, memahami serta mengetahui seluk-beluk IKN baru di sebagian wilayah Kukar dan Penajam Paser Utara. “Mereka sudah punya cukup pengalaman untuk bisa memimpin daerah Otorita IKN,” ucap Marwan, Selasa (1/2/2022) pagi.
Ia menyebut sejumlah putra daerah yang layak menjadi Kepala Badan Otorita IKN Nusantara, di antaranya mantan Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi; mantan Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang; mantan Bupati Berau, Agus Tantomo; mantan Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Irianto Lambrie.
Selain mereka, kata Marwan, ada lagi tokoh-tokoh Kaltim yang dinilainya mampu memimpin IKN Nusantara. “Seperti Pak Isran Noor,” bebernya.
Politisi Partai NasDem ini berpendapat, Isran memiliki kapasitas mumpuni untuk memimpin IKN. Selain pernah menjadi Bupati Kutai Timur, Isran juga masih menjabat sebagai Gubernur Kaltim.
Pengalaman panjang tersebut bisa menjadi modal bagi Isran untuk memimpin IKN Nusantara. Karena itu, secara pribadi Marwan sangat mendukung Isran dipilih sebagai orang nomor satu di ibu kota baru.
“Tapi ini nanti kan semuanya tergantung keputusan Presiden,” sebutnya.
Marwan mempunyai sejumlah alasan dalam mengajukan Isran sebagai Kepala Badan Otorita IKN Nusantara. Salah satunya, Isran merupakan putra daerah yang mengetahui seluk-beluk Bumi Etam.
Dengan pengetahuan tersebut, setelah ditunjuk sebagai pemimpin IKN Nusantara, Ketua DPW NasDem Kaltim itu bisa langsung beradaptasi dengan daerah ibu kota baru yang dipimpinnya.
“Dia tahu seluk-beluk, memahami adat istiadat, kebiasaan, kemudian hal-hal lain yang terkait dengan kearifan lokal,” tuturnya.
Marwan kembali menegaskan, penunjukan putra daerah sebagai pemimpin IKN Nusantara diharapkan dapat memelopori pemeliharaan kearifan lokal serta “bisa menjaga perasaan masyarakat lokal”.
Ikhtiar dalam memelihara kearifan lokal di IKN Nusantara, kata Marwan, hanya bisa dilakukan oleh putra daerah. Pasalnya, putra daerah memahami dan mengerti tentang berbagai hal berkenaan dengan Kaltim.
“Kemudian bisa melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar dalam mengawal proses pembangunan IKN Nusantara,” pungkas Marwan.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebutkan, penetapan Kepala Badan Otorita IKN Nusantara diumumkan dua bulan pasca pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) IKN.
Setelah DPR RI menetapkan UU IKN, nama-nama seperti Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan beberapa tokoh nasional lainnya.
Dari sejumlah nama calon yang akan memimpin IKN Nusantara, tidak ada satu pun nama putra daerah Kaltim yang disebut media-media ternama di Tanah Air. (*)
Penulis: Arif Rahmansyah